Gubernur Sumsel jadikan pencegahan karhutla sebagai muatan lokal

id Muata lokal karhutla, karhutla sumsel, karhutla,Daerah rawan karhutla, klhk, satgas karhutla sumsel, karhutla 2020,Pempr

Gubernur Sumsel jadikan  pencegahan karhutla sebagai muatan lokal

Gubernur Sumsel Herman Deru usai penutupan satgas karhutla 2020, Senin (30/11) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengemukakan pentingnya menjadikan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sebagai muatan lokal yang dipelajari anak-anak di sekolah untuk mempertahankan kondisi lingkungan.

"Paling tidak di tahun ajaran baru ini sudah diimplementasikan di 10 daerah rawan karhutla," ujarnya usai Penutupan Operasi Satgas Karhutla 2020 di Palembang, Senin.

Sebanyak 10 daerah operasi tersebut, Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Banyuasin.

Ia mengaku telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel menyusun formula pembelajaran muatan lokal pencegahan karhutla dengan berbasis kearifan lokal pengolahan lahan gambut.

Sumsel memiliki 1,4 juta hektare rawa gambut yang harus dijaga dari karhutla agar tidak rusak serta merugikan masyarakat, sedangkan hingga saat ini terjadinya karhutla masih banyak bersumber dari aktivitas masyarakat, seperti kebiasaan "sonor".

Namun, di satu sisi aktivitas-aktivitas yang kerap memicu karhutla tersebut juga merupakan kearifan lokal yang telah bertahan puluhan tahun dan tidak mudah diubah dalam waktu singkat.

"Faktor masyarakat dalam beraktivitas inilah yang perlu di-manage," tambah Deru.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto menambahkan muatan lokal karhutla diperlukan Sumsel untuk memperkuat pencegahan karhutla di masa depan.

"Sebaiknya dimulai dari jenjang SD, karena dari generasi inilah akar-akar pencegahan karhutla harus mulai dikenalkan," tambahnya.

Fokus utama dalam muatan lokal tersebut, katanya, menanamkan pola pikir bahwa kebakaran itu merugikan.

Selanjutnya, katanya, ditanamkan pola berpikir warga untuk menjaga lingkungan dan persuasif dalam mengajak orang tua agar lebih bijak mengelola lahan.

Ia menyebut muatan lokal pencegahan karhutla telah diterapkan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, sedangkan di Sumsel pernah dibuat pada 1998, namun tidak dilanjutkan karena pergantian kurikulum.

"Saat ini Pemprov Sumsel ingin menyuntikkan kembali muatan lokal itu, kami dapat membantu karena KLHK punya Manggala Agni yang bisa menstimulus formulasinya ke guru-guru, lalu baru diajarkan ke murid," kata dia.