Tujuh titel, keberagaman dan masa depan Formula 1 di mata Lewis Hamilton

id formula1,formula one,lewis hamilton,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palembang hari ini

Tujuh titel, keberagaman dan masa depan Formula 1 di mata Lewis Hamilton

Pebalap tim Mercedes Lewis Hamilton melakuka selebrasi setelah meraih gelar juara dunia ketujuh kalinya dan menjuara Grand Prix Turki di Istanbul Park, Istanbul. (15/11/2020) Pool via Reuters/Clive Mason

Jakarta (ANTARA) - Juara dunia Formula 1 tujuh kali Lewis Hamilton mengatakan ia yakin olahraga balap yang ia geluti memiliki masa depan yang cerah dan lebih beragam namun ia tidak akan mengendurkan upayanya untuk mendorong perubahan.

Pebalap Britania, yang juga pebalap berkulit hitam pertama sekaligus juara dunia di F1, kepada Reuters TV mengatakan bahwa ia ingin meneruskan kesuksesannya dengan tim Mercedes yang telah dominan dalam tujuh tahun terakhir.

Hamilton kini menjadi pebalap tersukses dalam sejarah Formula 1, menyamai rekor tujuh gelar juara dunia Michael Schumacher dan memecahkan rekor sang pebalap Jerman dalam jumlah kemenangan.

Hamilton memperpanjang rekornya dengan kemenangan ke-94 sepanjang karirnya setelah menjuarai Grand Prix Turki akhir pekan lalu sekaligus mengunci titel ketujuhnya dengan tiga seri tersisa hingga akhir musim.



"Tahun ini telah menjadi titik awalnya," kata pebalap berusia 35 tahun itu.

"Ini telah memicu perubahan namun yang paling penting adalah itu bukan simbolisme semata, penting agar ini tidak hanya kata kata... bahwa kita harus mengambil langkah nyata untuk membuat perubahan, untuk membuat ini olahraga yang lebih beragam."

Hamilton, yang menjalani debut F1 pada 2007, ingat saat ia melihat-lihat di paddock Grand Prix Australia di Melbourne di awal tahun lalu dan mengunggah gambar di Instagram tentang kurangnya keberagaman yang ia lihat.

"Dan kemudian saya tiba di akhir tahun ini dan melihat semua foto dari semua tim... dan ada tiga atau empat orang dengan kulit berwarna dalam set itu dan saya teringat berpikir: 'Bagaimana mungkin itu tidak berubah sama sekali sejak saya tiba di sini?'

"Tidak mengejutkan ketika kalian melihat orang-orang yang memimpin olahraga kami, komentar yang mereka keluarkan tahun ini," kata Hamilton.

"Banyak pembelajaran yang harus dilakukan dan itu tidak nyaman bagi sebagian orang, percakapan itu."

Hamilton tidak menyebut nama namun dia sangat kritis tahun ini terhadap mantan bos F1 Bernie Ecclestone, (90), yang menyebut olahraga dulu ia pimpin tidak memiliki masalah dengan rasisme.

Hamilton juga memukul balik komentar miring mantan juara dunia Mario Andretti dan Jackie Stewart terhadap pendiriannya.

Hamilton mengatakan olahraga ini telah "melompati batas" dalam merobohkan penghalang dan membuka dialog tahun ini.

Salah satu bentuk konkretnya adalah inisiatif #WeRaceAsOne yang diperkenalkan di awal musim yang terdampak krisis kesehatan global untuk mempromosikan keberagaman dan memerangi ketidakadilan rasial.

Gerakan tersebut terdorong oleh kampanye global menuntut keadilan bagi George Flyod, seorang warga kulit hitam Amerika Serikat yang tewas karena kebrutalan polisi Minneapolis.

Hamilton bahkan sampai turun langsung ke jalan mengikuti protes di jalanan London sebagai salah satu kampanye Black Lives Matter dan mendorong F1 untuk tidak bungkam melihat fenomena yang terjadi.

Dan untuk pertama kalinya di sejarah F1, para pebalap berdiri bersama mengenakan kaus bertuliskan "akhiri rasisme" jelang start setiap Grand Prix mulai di Austria pada 5 Juli lalu.

"Kalian telah melihat (CEO F1) Chase Carey menyumbang uang untuk gerakan tersebut, kita melihat FIA melakukan hal yang lebih banyak. Jadi saya kira masa depannya cerah tapi saya harus tetap menjadi yang terdepan dari orang-orang ini," Hamilton menambahkan.

"Kita semua harus tetap menjadi yang terdepan untuk memastikan perubahan benar-benar mengikuti."

Hamilton tahun ini juga mendirikan komisi para pakar untuk meningkatkan representasi warga kulit hitam di dunia olahraga balap Inggris.

Ia mengatakan 2020, membalap di tengah ancaman pandemi, telah menjadi tahun terberat bagi setiap orang, namun gerakan untuk perubahan dan menggunakan platform tersebut untuk mempromosikan keadilan rasial dan kesamaan hak telah menjadi pendorong yang luar biasa.

"Saya rasa olahraga ini menyadari bahwa dia memiliki suara yang kuat dan tempat untuk mendorong standar hidup yang lebih baik bagi setiap orang di seluruh dunia," kata Hamilton.

"Ada sejumlah tim yang masih mengupayakannya, mencoba dan membawa mereka menjadi bagian dari perubahan dan menyadari bahwa mereka bisa melakukan yang lebih baik di perusahaan mereka. Tapi saya rasa saya telah melihat banyak perubahan."