BI dorong Sumatera Selatan tingkatkan sumber ekonomi baru

id Bank Indonesia,umkm sumsel,bi sumsel,ekonomi sumsel,ekonomi digital,digitalisasi ekonomi,ekonomi covid-19,BI Sumsel

BI dorong Sumatera Selatan tingkatkan sumber ekonomi baru

Karyawan melayani calon pembeli memilih pakaian yang terbuat dari kain jumputan di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (30/9/2020). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.)

Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meningkatkan pertumbuhan tiga sumber ekonomi baru yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), ekonomi syariah dan digital ekonomi untuk memacu perekonomian di tengah pandemi COVID-19.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo di Palembang, Rabu, mengatakan, tiga sektor itu berpeluang untuk terus dikembangkan karena sejauh ini belum tumbuh secara maksimal.

“Di tengah COVID-19 ini, Sumsel harus menggiatkan ekonominya dan tiga sumber ekonomi baru ini dapat memberikan dorongan ekonomi di masa datang,” kata dia.

Karena itu, penting kiranya untuk menyesuaikan ekosistem dari tiga sektor tersebut dengan keadaan yang terjadi saat ini terkait penerapan new normal di tengah pandemi.
 
Untuk itu peran dari berbagai pemangku kepentingan di antaranya, pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat untuk beradaptasi dengan pola bisnis baru di era new normal tersebut.

Sejauh ini pertumbuhan sektor UMKM di Sumsel pada 2020 cukup menggembirakan yakni tercatat 163.291 UMKM dengan 37.351 UMKM berada di Kota Palembang.

Namun di tengah pandemi ini, pelaku UMKM dipastikan terdampak lantaran terjadi pelemahan konsumsi masyarakat. Sejauh ini konsumsi rumah tangga itu berkontribusi 62 persen dari PRDB Provinsi Sumatera Selatan.

Baca juga: BI: Tekan penyebaran COVID-19, kunci utama pulihkan ekonomi Sumsel

Untuk itu dibutuh strategi bisnis dari pelaku UMKM di tengah pandemi, seperti merambah penjualan secara online/daring yang sangat perlu fasilitasi dari pemerintah daerah semisal bantuan modal usaha.

Sementara untuk sektor ekonomi syariah, diakui pertumbuhannya belum sesuai harapan yakni berkisar 9,0 persen. Oleh karena itu, BI pada 2020 memacunya dengan cara menggembangkan ekonomi syariah di lima pondok pesantren yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Sumsel. Unit usaha di pesantren ini melakukan kegiatan bisnis bidang peternakan, pembuatan air kemasan, pengelolaan kantin, dan lainnya.

Sementara terkait ekonomi digital, Hari mengatakan pertumbuhannya kian menanjak di Tanah Air seiring dengan semakin terbiasanya masyarakat pada perdagangan e-commerce. Pertumbuhan pesat ini juga terjadi di Sumsel.

“Di tengah pandemi ini, sesungguhnya masih banyak potensi ekonomi yang bisa diraih. Oleh karena itu, saya sangat optimistis ekonomi akan terus membaik, asalkan daerah ini bisa menggendalikan penyebaran COVID-19,” kata dia.

Sumsel sudah berhasil melewati tekanan berat ekonomi yang tepatnya terjadi pada triwulan II 2020, yang mana saat itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi -1,53 persen secara year on year.

Namun pada triwulan III, daerah berpenduduk 8 juta jiwa lebih ini mencetak pertumbuhan -1,4 persen (yoy) atau terjadi pertumbuhan 0,13 persen jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Malahan secara quartal to quartal, Sumsel sudah tumbuh 4,12 persen.

Hari menyampaikan sejauh ini Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumsel bakal berada di kisaran 0,5 hingga -1,0 persen pada akhir 2020, namun untuk angka pastinya akan dirilis dalam waktu dekat.

Baca juga: BI kenalkan ekonomi digital pada kawula muda Palembang