Realisasi belanja APBD Sumsel -12,36 persen triwulan III 2020, Herman Deru warning kabupaten/kota

id Apbd,apbd sumsel,penyerapan apbd sumsel,gubernur sumsel,herman deru

Realisasi belanja APBD Sumsel -12,36 persen triwulan III 2020, Herman Deru warning kabupaten/kota

Gubernur Sumsel Herman Deru. (ANTARA/HO/20)

Palembang (ANTARA) - Realisasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan mengalami perlambatan -12,36 persen pada triwulan III tahun 2020 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik setempat.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengintruksikan kepada bupati dan wali kota setempat untuk mempercepat penyerapan
APBD ini untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang sejauh ini masih tumbuh negatif 1,4 persen:

“Saya perintahkan semua kabupaten/kota segera belanja,” kata Herman Deru di Palembang, Kamis.

Ia mengatakan meski serapan belanja pemerintah belum memuaskan tapi dirinya tak dapat menampik bahwa kabupaten/kota dihadapkan kendala dalam perealisasiannya.

Adanya virus corona membuat terjadi perubahan signifikan pada struktur APBD karena adanya recofussing anggaran.

Selain itu, memasuki pertengahan tahun, pemkab/pemkot juga disibukkan pengaturan anggaran baru dalam APBD-Perubahan.

“Jadi semua yang sudah dianggarkan harus dibelanjakan tapi dengan catatan sesuai dengan kebijakan recofussing anggaran COVID-19. Memang jadinya tidak biasa, tapi setidaknya semua pemkab/pemkot berupaya agar jangan sampai stagnasi (minus),” kata dia.

Terkait banyaknya anggaran yang terendap di rekening pemerintah itu, Herman Deru mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir karena dana tersebut akan diserap sesuai dengan prosedur yang berlaku. 

“Tidak ada untuk kepentingan pribadi. Ini masuk ke pemerintah dan penggunaanya sangat akuntabel. Tidak ada yg terendap, ini ada uang silpa, uang pendapatan dari transfer pusat dan transfer daerah,” kata Herman Deru. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tercatat -1,4 persen pada triwulan III (Juli-September) 2020 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) atau lebih baik dari angka nasional yang mencatat -3,49 persen.

Jika dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan II maka capaian pada triwulan III ini terjadi perbaikan yakni dari -1,53 persen menjadi -1,4 persen.

Ekonomi Sumsel tumbuh minus karena terjadi kontraksi di tiga sektor utama yang selama ini menjadi penopang perekonomian yakni industri, pertambangan dan pertanian.

Pada triwulan III ini, yang tetap tumbuh positif hanyalah real estate, komunikasi, administrasi pemerintah, jasa keuangan dan jasa kesehatan,

Jika mengamati struktur PDRB dan pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran pada triwulan III 2020 ini, terlihat bahwa kegiatan impor barang dan jasa mengalami kontraksi tertinggi -31,96 persen, disusul ekspor barang dan jasa -26,56 persen, selain itu konsumsi pemerintah juga masih minus yakni 12,36 persen.