Faktor geografis dorong peningkatan kasus COVID-19 di Lubuklinggau

id COVID-19 sumsel, COVID-19 sumsel, corona sumsel, lubuklinggau zona merah, insidensi kasus lubuklinggau, faktor geografis,berita sumsel, berita palemba

Faktor geografis dorong peningkatan  kasus COVID-19 di Lubuklinggau

Data Satgas COVID-19 Sumsel menunjukan Kota Lubuklinggau berada di zona merah per 18 Oktober, Selasa (27/10) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Faktor geografis mendorong peningakatan kasus positif COVID-19 di Kota Lubuklinggau secara signifikan selama dua bulan terakhir sampai mencatatkan angka insidensi kasus tertinggi di Sumatera Selatan hingga saat ini.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel Yusri di Palembang, Selasa, mengatakan Kota Lubuklinggau yang berada di perbatasan Sumsel - Bengkulu menjadi jalur perlintasan dan pusat kegiatan ekonomi yang menunjang dua wilayah tetangganya yakni Kabupaten Musi Rawas dan Musi Rawas Utara (Muratara).

"Lubuklinggau memang kotanya paling sibuk di Sumsel setelah Palembang," ujarnya.

Dampak tingginya mobilitas dan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi mendorong penularan COVID-19 di Lubuklinggau terus terjadi.

Selain itu klaster di wilayah tersebut lebih beragam dibanding wilayah lainnya, mulai dari klaster rumah sakit, keluarga, kantor, pasar hingga pondok pesantren.

Data harian Satgas COVID-19 Sumsel per 27 Oktober mencatat jumlah kasus di Lubukinggau mencapai 850 orang di peringkat kedua, total kasus sembuh sebanyak 668 orang dengan angka kematian 22 orang serta per 18 Oktober menjadi zona merah.

Sementara temuan kasus positif per 100.000 penduduk (insidensi) di Lubuklinggau mencapai angka 361,4 atau lebih tinggi dibanding Palembang di angka 202,9 dengan total 3.412 kasus.

Namun Yusri menjelaskan tingginya data kasus Lubuklinggau juga dipengaruhi faktor alamat KTP, karena tidak semua kasus positif tertular di Lubuklinggau melainkan banyak juga terjadi di Musi Rawas ataupun Muratara namun dimasukkan ke data Lubuklinggau.

"Ada pegawai dari Palembang lalu pulang ke Musi Rawas positif COVID-19, tapi karena KTP nya Lubuklinggau maka jadi data kasus Lubuklinggau," kata dia.

Sebab ia melihat penanganan COVID-19 di Lubuklinggau sudah cukup baik dengan rasio testing swab tertinggi di Sumsel mengalahkan Palembang.

"Saya ke Lubuklinggau beberapa bulan lalu melihat penerapan protokolnya sudah bagus, hanya sedikit masyarakat saja yang belum patuh," tambahnya.

Namun Kota Lubuklinggau juga belum pernah turun ke zona hijau sejak kasus COVID-19 pertamanya karena hampir setiap hari menyumbangkan kasus baru, sehingga ia mengimbau warga Lubuklinggau yang beraktivitas ke wilayah lain agar meningkatkan kewaspadaan.