BRI permudah akses UMKM melalui 86.376 Agen BRILink

id Agen brilink, bri, umkm, bri permudah akses umkm

BRI permudah akses UMKM melalui 86.376  Agen BRILink

Pemimpin Kantor Wilayah BRI Semarang Wahyu Sulistiyono pada acara pengenalan program platform UMKM Bangkit secara virtual yang berlangsung di Semarang, Rabu (21/10/2020). ANTARA/Achmad Zaenal M

Semarang (ANTARA) - BRI terus memberikan kemudahan kepada para pelaku UMKM untuk melakukan akses perbankan salah satunya melalui 86.376 Agen BRILink yang tersebar di kabupaten dan kota se-Jateng dan DIY (42.268 Kanwil Semarang tersebar di 3.551 desa).

"Untuk mendapatkan akses perbankan, tidak semata-mata ke kantor cabang, kantor cabang pembantu, atau BRI unit, tetapi teman-teman pelaku UMKM bisa lewat agen BRILink yang jumlahnya akan terus bertambah," kata Pemimpin Kantor Wilayah BRI Semarang Wahyu Sulistiyono pada acara Pengenalan Program dan Platform UMKM Bangkit secara virtual yang berlangsung di Semarang, Rabu.

Wahyu menjadi salah satu narasumber selain Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY Aman Santoso, Direktur Bisnis Ritel & Unit Usaha Syariah Hanawijaya, Direktur Pemasaran BPR BKK Lasem Herry Setyo Nugroho, dan diikuti para pelaku UMKM dengan berbagai sektor.

Dana murah yang dihasilkan Kanwil BRI Semarang dari operasional Agen BRILink, lanjut Wahyu, mencapai Rp926,9 miliar hingga September 2020 atau meningkat 54,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Wahyu menyebutkan Agen BRILink mencatatkan Rp39,82 triliun volume transaksi hingga periode September 2020 dan berhasil memproses 44 juta transaksi finansial atau terdapat lebih dari 163 ribu transaksi finansial per hari.

"Agen BRILink tidak hanya menyediakan layanan transaksi perbankan semata, tetapi juga memfasilitasi masyarakat yang ingin mendapatkan akses layanan Asuransi Mikro milik BRI yang disebut Asuransi MirkoKecelakaan, Kesehatan, dan Meninggal Dunia," kataya.

Wahyu menjelaskan selain melalui agen BRI, pelaku UMKM juga dapat mengakses perbankan ke 1.021 BRI Unit, 72 KCP, atau ke 55 kantor cabang.

Wahyu mengakui akses perbankan bagi pelaku UMKM sangat penting karena pembiayaan menjadi permasalahan kedua (25 persen) setelah permasalahan utama yakni pemasaran (51 persen), kendala lain (19 persen), dan kendala bahan baku (5 persen).

Dari beragam kendala tersebut, BRI Kanwil Semarang memfasilitasi dengan Bussiness Matching secara digital antara UMKM dengan lembaga jasa keuangan, institusi pembina UMKM, Marketplace, dan sumber daya pengembangan UMKM lainnya.

BRI, lanjut Wahyu, juga telah memiliki dua strategi yakni Go Higher dengan Rumah Kreatif BUMN (RKB) & BRIIncubator yang merupakan wadah pembinaan UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dengan harapan UMKM dapat naik kelas.

Strategi kedua yakni Go Online dengan Indonesia Mall dengan mengandeng sejumlah marketplace dan Webpasar yang diharapkan bisa menjadi solusi di tengah pandemi COVID-19, masyarakat masih tetap belanja dari rumah ke pasar tradisional cukup dari rumah.

Kesempatan tersebut menjadi momentum para pelaku UMKM bertanya langsung kepada para narasumber mulai bagaimana cara mendapatkan KUR, apakah bisa mendapatkan kredit sementara usianya masih 19 tahun dengan usaha sebagai penjahit, sampai pertanyaan keinginan menjadi kluster untuk mendapatkan pendanaan dari BRI.