Jakarta (ANTARA) - Pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) Natuna perlu adanya penguatan digitalisasi sebagai upaya untuk mewujudkan keselarasan dengan perkembangan zaman serta melesatkan potensi pusat ekonomi baru.
"Jangan mengembangkan fisiknya saja, tapi juga melalui pendekatan digital dan milenial. Hal itu saya rasakan ketika mencicipi ikan di Pulau Sedanau, dan akan bagus apabila bisa diungkapkan melalui bidang digital," kata Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Daya Saing dan Nilai Tambah Industri Kelautan dan Perikanan Rina Saadah dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Dengan demikian, menurut Rina, maka pembangunan SKPT Natuna juga harus didukung dengan proses pengembangan digitalisasi untuk menyasar milenial.
Apalagi, masih menurut dia, potensi sektor kelautan dan perikanan di Natuna sangat luar biasa namun sayangnya masih belum dapat bersaing dengan sektor perdagangan dan perindustrian.
Sementara itu, Penasihat Mentari Kelautan dan Perikanan Bidang Daya Saing SDM, Inovasi Teknologi dan Riset Rokhmin Dahuri menjelaskan pembangunan yang dilaksanakan di SKPT Natuna sudah sejalan dengan program Presiden Jokowi yang menginginkan perekonomian bergerak di poros maritim.
Menurut Rokhmin, pembangunan SKPT Natuna sangat penting sebagai ujung tombak daerah perbatasan untuk mempertahankan kedaulatan dan menyejahterakan rakyat dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi kelautan dan perikanan.
"Setidaknya ada lima aspek penting dalam membangun SKPT Natuna. Potensi kelautan dan perikanan yang belum dimanfaatkan optimal, integrasi pembangunan dan jumlah penduduk rendah sehingga terbelakang dan miskin, mengatasi perbedaan pembangunan antar wilayah, menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan baru serta apabila maju dan makmur maka menjadi posisi strategis memperkokoh kedaulatan wilayah NKRI," paparnya.
Terkait digitalisasi, sebelumnya pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan di berbagai daerah diharapkan dapat membangun pemasaran melalui dunia digital karena masih begitu banyak peluang melalui mekanisme daring, terlebih pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
"Di dunia yang serba cepat seperti sekarang, maka menjadi keniscayaan untuk bagaimana meng-online-kan bisnisnya," kata Pendiri Digipreneur, Fatoni, dalam Webinar "Bagaimana Cara UMKM bisa bertahan di Masa Pandemi melalui Pemasaran Digital?" yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa (22/9).
Menurut Fatoni, pada saat ini hampir seluruh orang memiliki ponsel sehingga arus informasi sudah bisa langsung masuk ke ponsel setiap orang secara pribadi.
Apalagi, masih menurut dia, generasi anak muda saat ini cepat untuk belajar aplikasi sehingga kerap berbelanja melalui daring dibandingkan cara konvensional seperti belanja ke toko.
Ia juga menuturkan bahwa berdasarkan suatu kajian ditemukan bahwa pertumbuhan marketing digital pada saat pandemi ini tumbuh empat kali lebih cepat dibandingkan sebelum pandemi.
"Maka bagi (pelaku usaha) yang belum berpindah ke daring akan ketinggalan," katanya.
Berita Terkait
BAKTI dukung penegakan hukum kasus suap perusahaan "software" asing
Senin, 15 Januari 2024 16:38 Wib
Menuju Indonesia Emas 2045 perlu transformasi ekonomi lebih produktif
Jumat, 8 Desember 2023 11:17 Wib
Jokowi: Infrastruktur logistik perikanan perlu diperhatikan
Kamis, 23 November 2023 11:15 Wib
KKP segel 4.050 kg ikan salem impor asal Tiongkok
Sabtu, 30 September 2023 12:23 Wib
KKP segel 11,3 ton ikan impor di Palembang
Senin, 29 Mei 2023 22:08 Wib
Kementerian Kelautan dan Perikanan tangkap enam kapal ikan asing di Laut Natuna dan Sulawesi
Senin, 10 April 2023 15:55 Wib
Menteri Kelautan dan Perikanan resmikan pabrik pakan ikan mandiri di OKU Timur
Selasa, 28 Februari 2023 19:25 Wib
KKP tindaklanjuti kasus aspal mentah cemari perairan Nias
Senin, 27 Februari 2023 16:33 Wib