Bendungan Tiga Dihaji bakal dongkrak sektor pertanian Sumsel

id bendungan,bendungan tiga dihaji,infrastruktur jalan,sawah,pertanian sumsel,pertanian di sumsel,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara

Bendungan Tiga Dihaji bakal dongkrak  sektor pertanian Sumsel

Gubernur Sumsel Herman Deru meninjau pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Desa Sukabumi, Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten OKU Selatan, Selasa (13/10/2020). (ANTARA/HO/20)

Palembang (ANTARA) - Pembangunan infrastruktur Bendungan Tiga Dihaji di Desa Sukabumi Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan diyakini bakal mendongkrak sektor pertanian di daerah tersebut.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Rabu, mengatakan, bendungan yang masuk proyek strategis nasional ini menjadi infrastruktur penting untuk mewujudkan target masuk tiga besar produksi beras nasional.

Sementara ini, Sumsel berada pada urutan kelima setelah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

“Pembangunan bendungan ini merupakan kabar baik bagi pertanian, karena persoalan kekurangan suplai air untuk lahan pertanian yagn selama ini dikeluhkan petani menjadi teratasi,” kata dia.

Bendungan Tiga Dihaji bakal mengairi lahan seluas 25.423 hektare, selain itu juga mengairi sekitar 15.000 hektare lahan cetak sawah baru.

Air dari bendungan ini juga dimanfaatkan sektor lain, seperti perikanan hingga air baku PDAM.

“Jika bisa dapat dikembangkan juga untuk jadi destinasi wisata,” kata dia.

Untuk menunjang rencana tersebut, pemprov akan mendukung pembangunan jalan sejauh 7 kilometer yang menghubungkan bendungan dan lokasi wisata Danau Ranau.

Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatra VIII terus melakukan pengerjaan Bendungan Tiga Dihaji di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan, yang akan menampung 105 juta kubik air.

Kepala BBWS Sumatra VIII, Birendrajana, mengatakan saat ini progres pengerjaan telah mencapai 5 persen.

"Bendungan ditargetkan selesai pada 2023. Jika sudah selesai, bendungan akan dijadikan kawasan wisata juga," kata Biren.

Menurut Biren, tujuan pokok pembangunan Bendungan Tiga Dihaji untuk mendukung program ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan air secara nasional yang akan mengairi daerah irigasi seluas 25.423 hektar di Kabupaten OKU Selatan, OKU Timur, dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Bendungan dibangun dengan biaya Rp3.7 triliun yang terdiri dari empat paket, yakni paket pertama senilai Rp1.07 triliun (kontraktor PT Hutama Karya dan PT Basuki Rahmanta Putra), paket kedua Rp1.34 triliun (PT Waskita Karya Tbk, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk dan PT SAC Nusantara).

Lalu paket ketiga Rp629,94 miliar (PT Nindya Karya dan PT Tarunahektar), paket keempat Rp690.71 miliar (PT Wijaya Karya Tbk dan PT Rudy Jaya) serta paket supervisi Rp82 miliar (PT Virama Karya).

Bendungan Tiga Dihaji yang mulai dibangun pada akhir 2018 tersebut memiliki tipe zona dengan inti lempung urugan batu dengan area genangan air seluas 468 hektare.

Bendungan akan diisi air dari Danau Ranau melalui Sungai Selabung yang dihadang bangunan utama bendungan setinggi 122 meter dengan panjang puncak bendungan 950 meter serta lebar pada puncak 12 meter.

Namun, ia tak menyangkal progres pembangunan bendungan itu terhambat karena adanya pemangkasan anggaran merupakan konsekuensi dari kebijakan refocusing dan realokasi anggaran pemerintah dalam upaya penanganan pandemi COVID-19.

“Semula tahun ini dianggarkan Rp500 miliar tapi dipangkas sehingga hanya mendapatkan alokasi Rp71 miliar. Walau demikian kami sudah ingatkan mitra tetap bekerja sesuai dengan bugjet yang ada,” kata dia.