"Near Cash" dan "Near Future" jadi kunci bisnis kembali tumbuh

id COVID-19,Bisnis,Pelaku usaha,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palembang hari ini

"Near Cash" dan "Near Future" jadi kunci bisnis kembali tumbuh

Pakar marketing sekaligus Founder & Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kartajaya. (ANTARA/HO-Markplus)

Jakarta (ANTARA) - Pakar marketing Hermawan Kartajaya menyampaikan bahwa terdapat dua strategi agar bisnis dapat bertahan dan tumbuh, yaitu near cash 2020 dan near future 2021.

"Near cash artinya memaksimalkan pendapatan, terutama di kuartal empat untuk menjadi amunisi di 2021, harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk bangkit kembali pada post COVID-19," papar Hermawan Kartajaya yang juga Founder & Chairman MarkPlus, Inc dalam webinar bertajuk "Post-Normal Agenda: 2021 & Beyond" di Jakarta, Selasa malam.

Ia mengatakan, pelaku usaha diminta untuk memaksimalkan pemasukan pada akhir tahun agar saat memasuk 2021 atau near future telah mempunyai modal untuk bangkit.

"Harus digas dan jangan ikut pesimis. Selalu optimis," ucapnya.

Baca juga: Indonesia masuki zona resesi, apa dampak dan upaya mengatasinya

Hermawan menilai, ada dua perbedaan mendasar pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2020 ketika pandemi mulai merebak, masyarakat lebih memiliki perasaan takut.

"Namun di 2021, masyarakat justru akan lebih memiliki harapan atau hope. Harapannya di masa depan pandemi mulai perlahan hilang dan semua aspek termasuk ekonomi ikut membaik," katanya.

Ia menambahkan, perbedaan lainnya adalah pada tahun 2020 pemerintah banyak menggelontorkan bantuan termasuk untuk pengusaha.

Baca juga: Lika-liku meracik daya tarik investasi migas di Tanah Air

"Supply side banyak didorong agar bisnis lokal tidak mati. Sementara pada 2021, harus mulai perbaikan dengan meningkatkan demand side," katanya.

Hermawan memprediksi masyarakat akan mulai membelanjakan uangnya kembali pada 2021 sehingga ada peningkatan daya beli di masyarakat.

Hermawan meyakini, pada 2021 kegiatan usaha akan mulai rebound. Masyarakat yang tadinya pesimis di 2020 akan mulai optimis memasuki 2021.

Baca juga: Febrio Nathan: Tanda-tanda Indonesia resesi mulai terlihat sejak kuartal I

"Ini yang harus jadi peluang. Di masa ketakutan, bisnis masker melonjak, ketakutan masyarakat akan pandemi dilihat sebagai kesempatan. Nah, di 2021 jualah produk yang bernilai optimis, yang menunjukan harapan," kata Hermawan.

Dalam kesempatan itu, Hermawan juga mengatakan, satu hal yang akan menjadi pembeda adalah market atau pasar.

Ia mengemukakan, bila sebelum krisis perputaran produk dan jasa bisa sampai ke pasar yang luas termasuk ke luar negeri, kini menjelang 2021 akan lebih banyak pengusaha fokus kepada pasar lokal.

"Biar sekarang pasar mengecil, tetap harus lebih fokus. Manfaatkan peluang agar bisa kembali recovery dan rebound mulai 2021 dan seterusnya. Pandemi tidak akan selesai pada 31 Desember 2020, tapi saya yakin setiap pergantian tahun akan disambut optimis. Ingat kuncinya, near cash dan near future," kata Hermawan.

Baca juga: Pemerintah yakin ekonomi Indonesia kuartal III membaik meski dibayangi resesi
Baca juga: Presiden Jokowi ingin pengembangan pelabuhan utama saling melengkapi