Musi Banyuasin buat sodetan dan embung antisipasi kebakaran hutan

id kabupaten musi banyuasin,muba,musi banyuasin,karhutla,karhutla muba,kebakaran hutan dan lahan

Musi Banyuasin buat sodetan dan embung antisipasi kebakaran hutan

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex. ANTARA/HO/20

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, membuat sodetan dan embung untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau tahun ini.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Minggu mengatakan pembangunan infrastruktur itu dilakukan di kawasan Sungai Perjudian, Sungai Muara Merang, Sungai Medak, Kecamatan Bayung Lencir.

“Lokasi ini kami pilih berdasarkan hasil evaluasi kejadian karhutla tahun lalu. Bukan hanya membuat sodetan dan embung, kami juga melakukan pendalaman alur sungai,” kata Dodi.

Dikatakan, pendalaman dan pelebaran alur sungai ini merupakan salah satu strategi untuk menjaga ketersediaan air tanah pada kawasan gambut agar tetap dalam kondisi basah.

"Sodetan ini untuk mengisolasi air agar tidak ‘berlari’ ke sungai sehingga membuat kawasan gambut menjadi kering. Dengan dibuatkan embung, air tanah gambut yang selama ini turun ke arah Selatan ke kanal Hutan Tanaman Industri (HTI) akan tertahan,” kata dia.

Pembuatan embung tersebut dapat dilakukan karena debit air Sungai Medak dan Sungai Merang terbilang besar yakni mencapai 746 m3/detik.

"Pengerjaan pembangunan embung ini sudah rampung, dan saat ini berdampak signifikan pada upaya pencegahan karhutla,” kata dia.

Embung yang dibuat itu sebenarnya dapat dijadikan kolam ikan untuk pemberdayaan Masyarakat Peduli Api di sekitar kawasan tersebut.

Jika menindaklanjuti Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 3604 Tanggal 1 Agustus 2019 dan Nomor 3513 Tanggal 10 September 2020 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) maka sejatinya kawasan di Kecamatan Bayung Lencir ini dapat dikembangkan menjadi Kawasan Industri Tertentu (KIT).

Menurut Dodi, sejumlah desa yang berada di Kecamatan Bayung Lencir yang merupakan kawasan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dapat menghasilkan industri turunan seperti kerbau rawa, perikanan, wisata buaya sinyolong dan burung langkah dan burung migrasi dari Siberia.

“Kami sudah mengusulkan kawasan ini menjadi proyek strategis nasional untuk model pencegahan karhutla di Tanah Air ke Kementerian LHK, yakni KIT Ekowisata berbasis Perhutanan Sosial,” kata dia.

Berdasarkan data Satgas Karhutla Sumsel, pada 2016 dan 2017 karhutla di Musi Banyasin sempat menurun drastis, yakni 420 Ha dan 360 Ha. Namun pada 2018 dan 2019 meningkat kembali mencapai 932 Ha dan 1.246 Ha.