Pemerintah yakin ekonomi Indonesia kuartal III membaik meski dibayangi resesi

id pertumbuhan ekonomi,resesi ekonomi, resesi, stimulus fiskal,pemulihan ekonomi nasional

Pemerintah yakin ekonomi Indonesia kuartal III membaik meski dibayangi resesi

Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan PEN yang juga Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede dalam webinar membahas perspektif pemulihan ekonomi dan kenormalan baru di Jakarta, Selasa (9/6/2020). ANTARA/Dewa Wiguna.

Jakarta (ANTARA) - Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yakin pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 akan lebih baik dibandingkan kuartal II-2020 meski dibayangi resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

“Kuartal tiga, dari data yang kami kumpulkan sudah pasti lebih baik dari kuartal dua,” kata Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan PEN Raden Pardede dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I tumbuh positif 2,97 persen meski menurun dibandingkan tahun 2019 yang berkisar lima persen dan kuartal II-2020 negatif 5,32 persen.

Ia meyakini pertumbuhan negatif pada kuartal kedua itu merupakan yang terdalam dan akan membaik pada kuartal III-2020.

Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 mencapai kisaran negatif 2,9 hingga negatif 1 persen.

“Kami lihat proyeksi semua pihak termasuk Menkeu jelas lebih baik dari kuartal kedua. Itu adalah satu catatan penting, kuartal kedua hit the bottom   (terdalam), tinggal sekarang tugas kita bagaimana mempercepat pemulihan ini,” katanya.

Pemerintah telah menggelontorkan stimulus penanganan COVID-19 dan PEN (PC-PEN) sebesar Rp695,2 triliun yang diharapkan mendorong perekonomian RI sebagai bentuk intervensi pemerintah.

Dari total pagu anggaran PC-PEN mencapai Rp695,2 triliun itu, hingga 16 September 2020 total realisasinya mencapai 36,6 persen atau Rp254,4 triliun.

Alokasi perlindungan sosial, mencapai Rp134,45 triliun atau 60,6 persen dari pagu mencapai Rp203,9 triliun.

Adapun realisasi yang berada di bawah 50 persen per 16 September 2020 di antaranya insentif usaha dari Rp120,61 triliun baru terealisasi Rp22,23 triliun atau 18,43 persen, pembiayaan korporasi masih nol persen dari pagu Rp53,6 triliun.

Kemudian belanja realisasi kesehatan mencapai Rp18,45 triliun atau 21,1 persen dari pagu Rp87,5 triliun, sektoral kementerian/lembaga dan pemda Rp20,53 triliun atau 42,2 persen dari pagu Rp106,11 triliun dan dukungan UMKM terealisasi Rp58,74 triliun atau 47,6 persen dari pagu Rp123,46 triliun.

"Tanpa intervensi pemerintah akan terjadi resesi luar biasa," imbuh Raden yang juga Tim Asistensi Menko Perekonomian itu.