Menristek: korelasi ekonomi dan kepekaan masyarakat pada kehati

id Meristek, Kehati,biodiversity,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palembang hari ini

Menristek: korelasi ekonomi dan kepekaan masyarakat pada kehati

Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Rapat tersebut membahas RKA K/L Tahun Anggaran 2021. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc, (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyebut terkadang ada korelasi antara kondisi ekonomi suatu wilayah atau negara dengan kepekaan masyarakat terhadap keberlanjutan keanekaragaman hayati (kehati).

“Dalam negara demokratis seperti Indonesia, memang perlu juga manajemen pemerintahan yang solid. Jika birokrasi berganti, harus bisa dipastikan keanekaragaman hayati tetap ada di dalam manajemen pembangunan,” kata Bambang dalam seminar internasional virtual Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang Biodiversitas Indonesia "Mainstreaming Biodiversity Conservation, Bioprospection, and Bioeconomy for Sustainable Livelihood" di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menko Airlangga sebut RUU Cipta Kerja dalam tahap finalisasi

Namun terkadang, menurut dia, memang kepekaan masyarakat terhadap keberlanjutan alam itu juga berkorelasi dengan ekonomi negara tersebut.

Masyarakat di Amerika Serikat, katanya, mungkin tidak merasakan situasi ekonomi seperti di Indonesia, sehingga rasa hormat terhadap keanekaragaman hayatinya bisa dicurahkan lebih besar untuk memastikan keberlanjutannya.

Namun, menurut Bambang, jika berbicara tentang Indonesia yang baru saja masuk kategori upper middle-income country, tipe masyarakatnya masih mencari kesempatan ekonomi, tidak bisa berharap lebih bahwa mereka akan memperhatikan keanekaragaman hayati.

“Mereka masih akan lihat itu sebagai cara memenuhi kebutuhan ekonomi. Karenanya tugas kami, pemerintah, untuk memastikan seimbang antara ekonomi dan keanekaragaman hayati,” kata Bambang.

Baca juga: Menko Airlangga: Potensi ekonomi digital Indonesia capai 133 miliar dolar AS

Sebelumnya ia mengatakan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) sebenanrnya dapat menjadi sebuah platform untuk memperkenalkan pentingnya keberlangsungan keanekaragaman hayati untuk masa depan kehidupan.

Namun tantangan terbesarnya, menurut dia, justru ketidaktahuan adanya keanekaragaman hayati itu sendiri.

Karenanya, Bambang mengatakan LIPI mempunyai tantangan untuk dapat meneliti seluruh keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.

“Keanekaragaman hayati itu aset untuk kehidupan jangka panjang. Indonesia memang bukan nomor satu untuk keanekaragaman hayati terestrial, tapi jika ditambah dengan laut Indonesia pemilik keanekaragaman hayati nomor satu di dunia,” kata Bambang.