Jakarta (ANTARA) - Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Pasar Minggu, dr Desty Wijayanti mengatakan pasien yang masuk kategori COVID-19 ringan dan bisa bergerak tetap harus berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh. Mereka bisa melakukan olahraga ringan dan berjemur di dalam kamar.
“Pastinya untuk kesembuhan pasien, kami tidak hanya menyarankan mereka untuk tetap baring saja di tempat tidur. Hal ini tentunya sedikit banyak membantu mereka agar lebih fit dan tidak bosan saat dirawat di rumah sakit," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Baca juga: Kasus terkonfirmasi COVID-19 bertambah 2.037 dan sembuh 2.302 kasus
Olahraga yang disarankan di antaranya adalah pasien bisa mencoba berdiri dan meregangkan tubuh, ketimbang terlalu banyak duduk misalnya menonton televisi, menggunakan media sosial atau bermain game. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekedar bergerak dan melakukan peregangan bisa membuat kesehatan seseorang meningkat. Berjalan-jalan di sekitar kamar selama 5-10 menit, lalu secara bertahap tingkatkan hingga 30 menit juga bisa menjadi pilihan.
Jika tak ada ide tentang gerakan yang perlu dilakukan, mengikuti kelas olahraga atau melihat tayangan olahraga secara online bisa dicoba. Desty mengungkapkan, petugas kesehatan di tempatnya bekerja tidak segan memberikan referensi video olahraga ringan melalui YouTube, sebagai salah satu bentuk perhatian personal kepada para pasien COVID-19.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia capai 80.952 orang, kasus positif jadi 125.396
Sementara itu, menurut pakar nutrisi Puteri Aisyaffa, pemberian rekomendasi video olahraga ringan sebenarnya bisa mempengaruhi kebahagiaan para pasien dan berdampak pada stimulasi sistem imun yang lebih baik.
Dia, mengutip penelitian pada jurnal NCBI (National Center for Biotechnology Information) mengatakan, kondisi mood atau psikologi seseorang dapat berpengaruh pada sistem imunnya.
"Jadi kalau para pasien COVID bisa merasa happy saat masa pengobatan, hal ini membantu respon sistem imun dalam tubuhnya, sehingga bisa memberikan pengaruh positif pada proses penyembuhannya,” tutur Puteri.
Baca juga: Gugus tugas: Enam warga Kota Jambi positif COVID-19 usai pulang dari Jakarta
Namun, WHO mengingatkan, jika seseorang mengalami demam batuk, dan kesulitan bernapas sebaiknya menunda dulu berolahraga. Mereka sebaiknya tetap di ruangannya dan beristirahat sembari mendapatkan perawatan dari pihak medis.
Hal senada diungkapkan dokter spesialis kedokteran olahraga Daniel Montero. Jika seseorang demam, nyeri badan, atau gejala lain seperti sakit perut atau batuk, sebaiknya beristirahat dulu hingga gejala mereda.
"Sebaiknya tunda olahraga jika mengalami gejala seperti dada sesak, batuk terus-menerus, dan sakit perut. Dan jika demam, sebaiknya beri waktu beberapa hari untuk istirahat dan pemulihan tubuh," ujar dia seperti dilansir Medical Xpress.
Berita Terkait
Ten Hag hanya ingin melihat United menang saat hadapi Sheffield
Rabu, 24 April 2024 16:04 Wib
Seorang dokter tersapu ombak saat mancing di laut
Selasa, 23 April 2024 13:08 Wib
IDAI anjurkan berikan paracetamol saat suhu tubuh anak lebihi 38 derajat
Senin, 22 April 2024 17:34 Wib
Calon anggota paskibra meninggal saat uji lari 12 menit
Sabtu, 20 April 2024 7:05 Wib
Psikologis anak penting diperhatikan saat terapi diabetes
Kamis, 18 April 2024 13:03 Wib
Polisi tunda perjalanan truk tiga sumbu lintasi Palembang-Betung saat arus balik
Senin, 15 April 2024 16:43 Wib
Pemkab Banyuasin stand bye mobil derek saat arus balik
Senin, 15 April 2024 4:55 Wib
Kemenkumham Sumsel fasilitasi 50 ribu pengunjung ke lapas saat Lebaran
Minggu, 14 April 2024 9:57 Wib