Cegah COVID-19, Isi tas keselamatan perlu ditambah masker dan cairan pembersih tangan

id mitigasi bencana,dampak bencana,penanggulangan bencana,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palem

Cegah COVID-19, Isi tas keselamatan perlu ditambah masker dan cairan pembersih tangan

Arsip Foto. Warga berlarian menuju tempat aman dalam simulasi evakuasi saat bencana. (ANTARA/ABRIAWAN ABHE)

Padang Panjang, (ANTARA) - Isi tas keselamatan untuk keperluan evakuasi saat terjadi bencana sebaiknya ditambah dengan masker dan cairan pembersih tangan dalam masa wabah COVID-19 seperti sekarang, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Ma'muri.

"Kita tinggal di wilayah rawan bencana maka perlu sediakan tas keselamatan berisi dokumen dan barang berharga serta perbekalan. Di kondisi wabah, maka tambahkan masker dan hand sanitizer di tas," katanya pada Jumat, dalam siaran langsung melalui Instagram mengenai gempa dan tsunami serta mitigasi bencana selama pandemi.

Baca juga: Ada "hand sanitizer" bisa sebabkan alergi parah, ini penjelasan dokter

"Bencana gempa tidak dapat diprediksi. Pilihan terbaik kita adalah kesiapan menghadapi bencana. Kenali wilayah dan siapkan tas keselamatan ditambah masker dan hand sanitizer," katanya.

Ia menjelaskan bahwa wilayah Sumatera Barat termasuk rawan menghadapi bencana. Stasiun Geofisika Padang Panjang sepanjang September 2020 mencatat 19 kali kejadian gempa dan dua di antaranya bisa dirasakan, yakni yang berpusat di wilayah Siberut dan Nias Selatan.

Baca juga: Cegah COVID-19, Warga Sumsel diminta biasakan cuci tangan 6-10 kali sehari

Pemerintah daerah sudah menjalankan upaya-upaya untuk menekan risiko dan dampak bencana, termasuk melakukan mitigasi dan memasang jalur evakuasi.

Warga yang tinggal di daerah rawan bencana, menurut Ma'muri, juga sebaiknya mengenali risiko bencana dan jalur evakuasi di wilayah tempat tinggal serta menyiapkan antisipasi, termasuk menyiapkan tas keselamatan untuk keperluan evakuasi.

"Perlu juga disiapkan tata letak perabotan di rumah sebisa mungkin tidak menghambat jalan ketika akan lari menuju pintu saat gempa terjadi," katanya.

Baca juga: Kebiasaan-kebiasaan baik yang muncul gara-gara "corona"

Warga yang tinggal di daerah rawan, ia mengatakan, sebaiknya mengenali tanda-tanda awal bencana seperti tsunami yang didahului gempa kuat yang menimbulkan suara gemuruh dan menyebabkan binatang menjauhi pantai.

"Perkiraan waktu sampai gelombang ke darat itu bisa 30 menit. Jadi waktu itu sangat berharga dimanfaatkan untuk evakuasi mandiri dibanding menunggu arahan pemangku kepentingan. Maka penting mengenal wilayah dan jalur evakuasi," katanya.

Dia juga mengingatkan pentingnya masyarakat mengakses informasi mengenai bencana gempa dan tsunami dari lembaga resmi pemerintah seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.


Baca juga: Dokter: Jaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi
Baca juga: Masyarakat harus cuci tangan sebelum makan 'gorengan'