Menristek: Perusahaan swasta persiapkan diri produksi vaksin COVID-19

id vaksin COVID-19,menristek,bambang ps brodjonegoro

Menristek: Perusahaan swasta persiapkan diri  produksi vaksin COVID-19

Tim dokter riset uji vaksin mewawancarai relawan uji vaksin di Fakultas Kedokteran Unpad, Jalan Eyckman, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan sejumlah perusahaan swasta nasional sedang mempersiapkan diri agar mampu terlibat dalam memproduksi vaksin COVID-19 di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan vaksin.

"Untuk bisa menunjang Bio Farma, konsorsium Vaksin Merah Putih juga akan merangkul perusahaan-perusahaan swasta nasional yang saat ini sedang menyiapkan diri untuk bisa memproduksi vaksin," kata Menristek Bambang dalam konferensi pers virtual yang diadakan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Rabu.

Pada 2021, PT Bio Farma diperkirakan bisa memproduksi sampai 250 juta ampul vaksin sehingga menjadi suatu tantangan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan vaksin yang besar dalam negeri.

Sebagai negara besar dengan jumlah penduduk 260 juta, Indonesia berhadapan dengan kebutuhan vaksin dalam jumlah besar. Apalagi jika ada kemungkinan vaksinasi dilakukan lebih dari satu kali per orang, maka kebutuhan vaksin bisa mencapai di atas 300 juta sampai 400 juta ampul.

Kemandirian bangsa baik dalam sisi produksi vaksin maupun pengembangan bibit vaksin menjadi hal yang penting dan mendesak.

Oleh karenanya, perlu keterlibatan perusahaan swasta nasional dalam mendukung produksi massal vaksin untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Agar bisa memproduksi vaksin, kata menteri, perusahaan swasta nasional saat ini sedang mengajukan izin kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk bisa mendapatkan izin Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

"Kita harapkan pada waktunya mereka siap memproduksi vaksin dan tentunya bisa nantinya produksi di Indonesia memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dan bahkan kemungkinan lebih dari satu kali vaksinasi per penduduk," ujar Menristek Bambang.