Jakarta (ANTARA) - Ilmuwan Biologi Molekuler Prof. Herawati Supolo Sudoyo yang juga Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekul Eijkman mengatakan pandemi COVID-19 menjadi momentum untuk menciptakan kemandirian riset dan inovasi Indonesia melalui kolaborasi dan sinergi.
"Pandemi COVID-19 harus menjadi momentum untuk mewujudkan kemandirian riset dan inovasi. Dengan kolaborasi tokoh dan peneliti, akan mampu menghasilkan inovasi unggul namun inovasi harus melalui prosedur ilmiah untuk menjaga keamanan publik," kata Herawati saat memberikan orasi ilmiah berjudul "Peran Riset COVID-19 untuk Indonesia Maju", Jakarta, Jumat.
Baca juga: Riset: Bernyanyi dan berbicara berisiko tularkan virus corona
Orasi ilmiah itu disampaikan dalam kuliah ilmiah Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kuliah ilmiah yang telah berlangsung sejak tahun 2001 itu merupakan salah satu bentuk penghargaan LIPI terhadap prestasi ilmiah dan dedikasi anak bangsa dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX merupakan puncak rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-53 LIPI.
Herawati mengatakan memiliki penelitian dasar yang kuat akan memacu keberhasilan dan memberikan kemampuan inovasi yang secara langsung dapat digunakan untuk kemanusiaan.
Baca juga: Menristek: Perkuat kolaborasi riset dan hilangkan egoisme keilmuan
Sebagai bagian dari komunitas ilmiah dunia, Indonesia juga diharapkan dapat berpartisipasi dan menorehkan kontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19.
Partisipasi itu melalui berbagai hasil riset dan inovasi Indonesia termasuk pengumpulan data urutan genom dari virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia.
"Yang sekarang jadi fokus kita semua adalah berlomba mencari vaksin," tuturnya.
Dalam memahami karakteristik virus Corona penyebab COVID-19, diperlukan penelitian yang berkelanjutan termasuk penelitian genomik karena masih banyak hal yang belum diketahui tentang virus SARS-CoV-2.
Herawati menuturkan Indonesia tidak tertinggal dalam penelitian genomik.
"Kita tidak ketinggalan dalam mengungkap informasi genetik manusia Indonesia bahkan data kita justru digunakan untuk mempelajari bagaimana migrasi dari leluhur dan migrasi dari penyakit dibawa dari satu tempat ke tempat lain," tuturnya.
Dia menuturkan Indonesia memiliki data, kemampuan dan infrastruktur yang baik dalam menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan. Pemanfaatan sumber daya tersebut harus dioptimalkan melalui kolaborasi antarpihak, institusi dan peneliti atau ilmuwan.
Menurut Herawati, pandemi COVID-19 tidak bisa ditangani sendiri, tapi perlu kolaborasi dan berbagi pengalaman.
"Sebagai seorang peneliti kita harus mampu memanfaatkan apa yang ada zaman sekarang. Ini isunya adalah solidaritas dan kolaborasi berbagai macam pertanyaan ilmiah itu sebenarnya bisa kita pecahkan bersama," ujarnya
Baca juga: Pakar dorong produk lain tak bernasib sama dengan pesawat N250
Baca juga: Indonesia hasilkan lima ventilator inovasi mendorong kemandirian bangsa
Baca juga: Indonesia-Inggris perpanjang kemitraan di bidang iptek hingga 2025
Berita Terkait
BRI nilai restrukturisasi kredit dampak COVID-19 telah selamatkan UMKM
Senin, 1 April 2024 15:15 Wib
BRI siapkan strategi jelang berakhirnya restrukturisasi COVID-19
Selasa, 20 Februari 2024 11:07 Wib
Guru Besar UGM: AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:19 Wib
Dinkes Sumsel temukan 28 kasus aktif COVID-19 pada Januari 2024
Rabu, 31 Januari 2024 23:24 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga bisa deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 20:44 Wib
Dinkes Sumsel temukan 15 kasus aktif COVID-19 di awal 2024
Kamis, 11 Januari 2024 19:13 Wib
Dokter imbau masyarakat tak egois hadapi COVID-19 subvarian baru
Selasa, 9 Januari 2024 16:50 Wib
Dokter sarankan lakukan swap antigen sebagai upaya cegah penularan
Selasa, 9 Januari 2024 14:43 Wib