Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan merealisasikan investasi Rp11,86 triliun di tengah pandemi atau selama semester I/2020.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel Megaria di Palembang, Kamis, mengatakan, capaian ini merupakan 44,53 persen dari target sebesar Rp26 triliun yang ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Sektor tersier yakni jasa, hotel, restoran, konstruksi listrik, gas dan air menjadi penyumbang terbesar investasi di Sumsel, kemudian diikuti sektor primer seperti pertambangan, kehutanan dan ketahanan pangan dan sektor industri,” kata dia.
Ia menjelaskan investasi ini berasal dari luar negeri dan dalam negeri, untuk Penanaman Modal Asing (PMA) realisasinya mencapai Rp7,39 triliun. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilainya mencapai Rp4,45 triliun.
Menurutnya, situasi pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak Maret lalu tidak terlalu mempengaruhi lajunya arus investasi masuk. Pada triwulan pertama, realisasi investasi hanya mencapai Rp5,75 triliun.
Rinciannya PMA sebesar Rp3,35 triliun dan PMDN Rp2,39 triliun. Sementara selama pandemi, investasi yang masuk justru lebih tinggi yakni mencapai Rp6,11 triliun, dengan rincian PMA sebesar Rp4,04 triliun dan PMDN Rp2,06 triliun.
Terkait daerah dengan tujuan PMA paling besar, ia mengatakan Kabupaten Muara Enim menjadi yang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp3,5 triliun. Sektor pertambangan di kawasan tersebut menjadi magnet tersendiri bagi investor asing untuk menanamkan modalnya.
Daerah lainnya yang menjadi sasaran investor yakni Kabupaten Musi Rawas dengan nilai investasi mencapai Rp179 miliar dan Kabupaten Muba dengan nilai Rp124,02 miliar.
Untuk PMDN, investasi paling banyak keluar berada di Kabupaten OKI dengan nilai mencapai Rp995,93 miliar. Adanya pembangunan pabrik gula mendongkrak investasi di wilayah itu.
"Disusul Kota Palembang sebesar Rp330 miliar dan Kabupaten Ogan Ilir Rp220,42 miliar," kata dia.
Negara Asia seperti Singapura, Malaysia dan Tiongkok menjadi negara investor terbesar di Sumsel. Ketertarikan mereka terhadap sumber daya alam yang dimiliki Sumsel seperti batubara, minyak, gas, karet dan sawit membuat banyak perusahaan asal negara tersebut beroperasi di Sumsel.
Megaria menargetkan realisasi investasi di Sumsel bisa overtarget untuk menutupi realisasi tahun lalu yang hanya mencapai 91,3 persen.
"Kalau tahun lalu terealisasi Rp28 triliun dari target Rp32 triliun. Harapannya tahun ini bisa overtarget. Kami terus mendorong perusahaan untuk melaporkan kegiatan investasinya," kata dia.
Selain itu, Megaria juga berharap proyek pembangunan jalan tol Indralaya-Muara Enim yang dikerjakan PT Hutama Karya bisa dilanjutkan pada Semester II tahun ini. Nilai investasi pada pembangunan tol tersebut totalnya mencapai Rp43 triliun.
"Beberapa waktu lalu kan sempat terkendala masalah lahan. Sudah ada beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah itu. Mungkin di Semester II ini harapannya bisa berjalan dan menjadi tambahan bagi investasi yang masuk," kata dia.
Berita Terkait
Pj Gubernur Sumsel apresiasi kolaborasi Muba datangkan investor
Rabu, 27 Maret 2024 20:36 Wib
BNI Sekuritas sarankan sisihkan dana THR untuk investasi di saham
Senin, 25 Maret 2024 16:32 Wib
PT Semen Baturaja paparkan peluang bisnis di Forum Investor BEI Sumsel
Rabu, 6 Maret 2024 16:24 Wib
Rupiah meningkat di tengah investor mencermati pemilu 2024
Selasa, 13 Februari 2024 9:34 Wib
Rupiah menguat seiring investor tunggu data cadangan devisa Indonesia
Senin, 8 Januari 2024 10:12 Wib
Nilai investasi 2023 di Kabupaten OKU Timur tembus Rp640 miliar
Selasa, 2 Januari 2024 19:57 Wib
Menteri KKP buka opsi bagi investor untuk substitusi pakan impor
Senin, 18 Desember 2023 18:03 Wib
Rupiah menguat seiring investor tunggu kebijakan suku bunga AS
Rabu, 13 Desember 2023 10:14 Wib