Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan saat sekarang ini seorang ibu harus lebih cermat serta cerdas dalam memilih makanan untuk bayi dan anak dalam masa pertumbuhan.
"Hal ini terkait pula dengan memilih kategori Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus (PKGK) yang di dalamnya termasuk juga Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)," kata dia melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan kategori PKGK tersebut merupakan pangan yang mempunyai tingkat risiko keamanan pangan yang tinggi atau high risk karena target konsumennya ialah yang rentan yaitu bayi dan anak.
Baca juga: Angka Kematian Bayi di Bengkulu Turun
Penny menjelaskan makanan bayi harus memenuhi persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan iklan. Persyaratan keamanan tersebut menyangkut cemaran yang meliputi zat kimia, logam dan mikrobiologi serta Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Kemudian, untuk persyaratan mutu dan gizi ialah terkait kandungan gizi makro dan mikro di antaranya karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Baca juga: Cegah gizi buruk lewat ASI ekslusif
Sementara untuk persyaratan iklan meliputi informasi apa saja yang harus diperhatikan serta iklan yang dilarang untuk produk tertentu. Pangan untuk bayi misalnya formula bayi dan formula lanjutan dilarang diiklankan di media massa.
Selain itu, ia mengatakan pemilihan makanan bayi yang memang sudah memiliki izin edar resmi, standar tersebut berfungsi untuk memudahkan masyarakat dalam memilih.
Baca juga: Nutrisi-stimulasi optimalkan tumbuh kembang anak
"Apabila ditemukan produk pangan Tanpa Izin Edar (TIE), maka BPOM dapat memberikan sanksi pada pelaku usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata dia.
Untuk produk yang melanggar, ujarnya, akan diperintahkan untuk ditarik dari peredaran dan dapat dimusnahkan.
Senada dengan itu, seorang pejuang laktasi Dr Ameetha Drupadi memberikan tips untuk ibu yang ingin memilih MP-ASI terbaik untuk anaknya yakni harus kaya energi, protein dan mikronutrien. Kemudian juga harus bersih dan aman.
Baca juga: Tercatat 48 kasus balita di Langkat kekurangan gizi
Menurut dia MP-ASI tidak boleh mengandung bahan kimia atau berbahaya serta tidak mengandung zat patogen. Dalam pemberian makanan pun juga tidak boleh terlalu panas, tidak terlalu asin atau pedas.
Untuk anak usia enam hingga sembilan bulan, jumlah bertahap dari dua sendok kecil sampai satu mangkuk setiap kali makan.
"Jadi saat ini ibu harus cerdas dalam memilih makanan untuk bayi dan anak khususnya MP-ASI untuk si kecil yang baru mengenal makanan," katanya.
Baca juga: Pola asuh pengaruhi tingkat gizi buruk
Baca juga: 97 balita di Bengkulu kekurangan gizi
Berita Terkait
Karena malu SN nekat bunuh dan buang bayinya ke aliran sungai
Kamis, 28 Maret 2024 9:12 Wib
Enam bayi di Gaza utara meninggal akibat kurang gizi
Kamis, 29 Februari 2024 13:41 Wib
Kak Seto: perdagangan bayi di Jakbar itu fenomena gunung es
Sabtu, 24 Februari 2024 11:34 Wib
Dianggap tak wajar, makam bayi yang meninggal di panti asuhan dibongkar
Senin, 12 Februari 2024 16:40 Wib
Ibu hamil kurang dari 21 tahun kepala bayinya berisiko terjepit
Rabu, 7 Februari 2024 16:08 Wib
Polisi tangkap seorang ibu kandung buang bayi ke sungai
Jumat, 2 Februari 2024 14:23 Wib
Pakar tak anjurkan penambahan bumbu pada MPASI yang dikonsumsi bayi
Jumat, 2 Februari 2024 11:51 Wib
Ahli Gizi kemukakan Six Pas sebagai metode pemberian MPASI
Kamis, 1 Februari 2024 15:06 Wib