Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meminta Kementerian Perdagangan memprioritaskan daerahnya dalam penyaluran ekspor karet ke luar negeri karena saat ini sedang mengalami kelebihan pasokan sehingga berdampak pada harta di tingkat petani.
“Saya minta Kemendag membuka keran ekspor untuk Sumsel (lebih banyak lagi) karena saat ini kami sedang oversupply. Ada 1,3 juta hektare lahan karet di sini atau menyumbang 30 persen luasan secara nasional,” kata Herman Deru setelah menerima penyerahan bantuan Kemendag Peduli di Griya Agung, Rabu.
Ia mengatakan, saat ini Sumsel tidak lagi bermasalah dengan mutu karet yang dihasilkan petani karena dalam beberapa tahun terakhir gencar dilakukan pembinaan.
Namun, lanjutnya, persoalan saat ini beralih kepada lemahnya penyerapan pasar luar negeri, apalagi di tengah penyebaran COVID-19.
Herman Deru mengutarakan harapannya agar Kemendag dapat memperbarui tata kelola ekspor karet ini sehingga kondisi kelebihan pasokan ini dapat teratasi, mengingat kewenangan total berada di pemerintah pusat.
“Jika daerah bisa ekspor langsung, saya langsung ekspor saja sendiri, tapi ini kan kuota dan gerbang ekspornya ada di Kemendag,” kata dia.
Oleh karena itu, ujar dia, jika Kemendag tetap mempertahankan regulasi ini, setidaknya Sumsel menjadi daerah yang prioritas untuk penyerapannya.
Dalam kesempatan yang sama Irjen Kemendag Srie Agustina mengatakan saat ini Kemendag sedang mengkaji kemungkinan perubahan regulasi ekspor karet.
“Kebetulan saya juga pengawas perdagangan luar negeri, soal karet ini sudah menjadi perhatian kami, kemungkinan dalam waktu dekat ada regulasi baru,” kata Srie.
Ekspor Sumatera Selatan mulai naik tipis pada bulan Juni 2020 dibanding bulan sebelumnya yang didukung oleh peningkatan pada komoditas andalan, berupa karet, CPO dan kertas tisu.
Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai ekspor Sumsel pada Juni 2020 mencapai 245,72 juta dolar AS, naik sebesar 2,03 persen dibanding Mei 2020 yang senilai 240,84 juta dolar.
Peningkatan ekspor tersebut seiring mulai berlakunya tatanan normal baru dan pembukaan kembali aktivitas ekonomi di sejumlah negara tujuan.
Kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas karet yang mencapai 20,38 persen (month to month/mtm). Pada Mei 2020, ekspor karet tercatat 58,60 juta dolar sementara pada Juni melejit jadi 78,98 juta dolar.
Sementara itu, harga karet di tingkat petani Sumatera Selatan masih belum terdongkrak dengan kisaran Rp6000/Kg untuk masa pengeringan 50 persen. Kondisi jatuhnya harga karet ini sudah terjadi sejak tahun 2015 lalu, dan semakin diperparah dengan adanya penyebaran virus corona di sejumlah negara tujuan ekspor yakni China dan India.
Berita Terkait
Ubur-ubur dari perairan Sumsel diminati Tiongkok
Rabu, 24 April 2024 16:36 Wib
Karantina Sumsel dan importir Tiongkok tinjau kebun kopi Pagaralam
Senin, 22 April 2024 16:57 Wib
Balai Karantina Sumsel tinjau desa penghasil vanili berkualitas ekspor
Jumat, 19 April 2024 22:20 Wib
Balai Karantina Sumsel dampingi ekspor ubur-ubur Sungsang ke Tiongkok
Selasa, 2 April 2024 15:14 Wib
Standar baku belum ada, Peternak madu sulit ekspor madu
Minggu, 24 Maret 2024 0:13 Wib
Ekspor Babel Januari turun , ini penjelasan BPS
Sabtu, 2 Maret 2024 12:55 Wib
Kilang Pertamina Plaju-Bea Cukai optimalkan ekspor-impor
Rabu, 21 Februari 2024 19:02 Wib
Revisi kebijakan ekspor dinilai berpotensi turunkan budi daya lobster
Senin, 12 Februari 2024 10:25 Wib