Pemkab OKU upayakan harga karet tidak terus anjlok

id Pemkab bentuk UPPB, cegah harga karet anjlok, 74 ribu karet rakyat, Dinas Pertanian OKU

Pemkab OKU upayakan  harga karet tidak terus anjlok

Bupati OKU, Kuryana Azis saat melantik pengurus UPPB OKU, Selasa (21/7). (ANTARA/Edo Purmana/20)

Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, melalui Dinas Pertanian setempat berupaya mencegah harga karet agar tidak terus anjlok dengan membentuk kepengurusan Asosiasi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB).

"Pembentukan UPPB periode 2019-2023 ini merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk mencegah agar harga karet tidak anjlok," kata Kepala Dinas Pertanian OKU, Joni Saihu di Baturaja, Rabu.

Dia mengatakan saat ini sektor pertanian di kabupaten setempat masih didominasi sub sektor perkebunan dengan komoditas terbesar adalah perkebunan karet dan sawit.

Berdasarkan data BPS, luas perkebunan karet rakyat di OKU tercatat sekitar 74.000 hektare.

"Kami merasakan harga karet mulai tahun 2013 terus mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka harus mencari cara untuk meningkatkan harga jual, salah satunya adalah dengan membentuk kelompok-kelompok petani karet seperti UPPB yang dapat dijadikan sebagai tempat bimtek, pengolahan, pengumpulan sementara dan pemasaran bokar," kata Joni.

Saat ini, kata dia, sudah terbentuk 17 UPPB dengan jumlah anggota 1.941 orang dan luas lahan karet 3.077 hektare yang tersebar di delapan kecamatan dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten OKU.

Sementara Bupati OKU Kuryana Azis menuturkan terbentuknya asosiasi UPPB ini membuktikankaret masih eksis meskipun harganya sangat fluktuatif, namun prospek bahan olahan karet masih cukup tinggi.

"Ditinjau dari potensi dan proyeksi luasan tanam karet yang ada di OKU sekitar 72.000 hektare diyakini agro industri karet memiliki prospek yang besar untuk menjadi keunggulan daerah," katanya.

Menurut Bupati, peran agro industri sebagai suatu kegiatan ekonomi diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, terutama sektor pertanian yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

"Kepada asosiasi UPPB yang dibentuk dengan jumlah anggota sebanyak 1.941 orang dari 17 UPBB yang ada di OKU kiranya dapat mendorong penguatan karet yang saat ini mencapai produksi bahan olah karet (bokar) sebesar 310 ton per minggu," ujarnya.