WCC Palembang benahi rumah tempat perlindungan sementara perempuan korban kekerasan

id wcc, rumah aman, benahi rumah aman, buat ruamh aman nyaman dan berfungsi dengan baik untuk pemulihan trauma korban keker

WCC Palembang benahi rumah tempat perlindungan sementara perempuan korban kekerasan

Direktur Eksekutif WCC Palembang Yeni Roslaini Izi. (kanan) dalam suatu acara bersama istri Gubernur Sumsel, Febrita Herman Deru (kiri). (ANTARA/Yudi Abdullah)

Palembang (ANTARA) - Aktivis perempuan yang tergabung dalam Pusat Pembelaan Hak-Hak Perempuan (Women's Crisis Centre/WCC) Palembang, Sumatera Selatan berupaya melakukan pembenahan rumah aman atau tempat perlindungan sementara perempuan korban kekerasan agar berfungsi dengan baik.

"Rumah aman milik WCC sekarang ini secara bertahap dilakukan pembenahan, baik secara fisik bangunan maupun sumber daya manusianya sehingga bisa menjadi tempat pemulihan trauma tindak kekerasan perempuan dan pelecehan seksual yang aman dan nyaman serta bisa dicegah terjadinya kasus seperti yang dilakukan oknum petugas rumah aman Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Lampung Timur," kata Direktur Eksekutif WCC Palembang Yeni Roslaini Izi di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan perempuan korban kekerasan, seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan tindak pidana yang melibatkan korbannya perempuan dan anak seperti korban perdagangan manusia, perlu mendapatkan perlindungan keamanan.

Biasanya, katanya, para korban tersebut mendapat ancaman dari pelaku atau tersangka tindak kejahatan itu.

Ia mengharapkan dengan dilindungi di suatu tempat yang aman, para korban dapat berpikir secara jernih, tanpa ada tekanan dari pihak manapun, untuk melakukan penyelesaian permasalahan secara kekeluargaan atau menempuh jalur hukum.

Selama menjalani pemulihan trauma, katanya, korban tindak kekerasan memerlukan tempat yang nyaman dan petugas pendamping melakukan kegiatan pembinaan yang dapat menyetabilkan emosinya dan mengisi kesibukan sehari-harinya dengan pelatihan keterampilan sambil menunggu proses penyelesaian kasus dengan baik.

Kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan perdagangan manusia di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu, tergolong cukup tinggi, bisa mencapai 100 kasus lebih setiap tahun.

Kondisi tersebut mendorong pihaknya menyiapkan satu rumah aman.

Rumah aman yang disiapkan untuk menampung perempuan korban tindak kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, dan perdagangan manusia tersebut, terpisah dari kantor sekretariat WCC dengan lokasinya yang dirahasiakan.

Sesuai dengan namanya, yakni rumah aman, katanya, lokasinya dirahasiakan sehingga masyarakat yang menjadi korban tindak kekerasan dalam rumah tangga, korban kekerasan seksual, dan korban perdagangan manusia, benar-benar terjamin keselamatan jiwanya.

Dalam proses perlindungan di rumah aman, lanjut dia, dengan alasan keselamatan, masyarakat yang meminta perlindungan tidak boleh dijumpai oleh siapa pun.

Jika ada pihak keluarga yang sangat membutuhkan untuk membicarakan sesuatu terkait dengan kasus yang dialami dan ingin berjumpa dengan korban atau untuk kepentingan penyidikan aparat kepolisian, pihaknya akan mengatur pertemuan di kantor sekretariat WCC.