Presiden Jokowi ingatkan perwira remaja TNI/Polri jangan bekerja biasa saja

id Presiden Jokowi,Capaja TNI-Polri,perwira sarjana tni,perwira termuda polri,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara su

Presiden Jokowi ingatkan perwira remaja TNI/Polri jangan bekerja biasa saja

Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7-7-2020). Ratas tersebut membahas percepatan pembangunan program strategis nasional Jalan Tol Sumatera dan Tol Cisumdawu. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan calon perwira remaja TNI dan Polri untuk tidak bekerja secara monoton dan biasa-biasa saja ketika menjadi perwira, tetapi harus inovatif dengan berbagai perubahan zaman dan lebih unggul daripada negara lain.

"Para perwira TNI dan Polri masa depan harus memiliki sikap mental dan cara kerja yang tidak biasa-biasa saja, tetapi harus makin cerdas dan lincah dalam menghadapi perubahan," kata Presiden saat memberikan pembekalan secara virtual dari Jakarta, Rabu, kepada calon perwira remaja (capaja) TNI dan Polri.

Presiden mengingatkan tantangan perwira remaja TNI/Polri akan lebih dinamis dan lebih kompleks karena dunia telah mengalami disrupsi teknologi yang berdampak pada seluruh sektor kehidupan.

Disrupsi teknologi itu akan berdampak pada penerapan otomatisasi, kecerdasan buatan, dan penghimpunan data yang setiap hari bergerak dinamis, terutama dengan adanya pandemi COVID-19.

Baca juga: TNI-Polri disiagakan di rumah sakit cegah penjemputan paksa jenazah COVID-19

Di dunia militer, kata Presiden, teknologi telah menggabungkan persenjataan dengan kecerdasan buatan. Teknologi otomatisasi dan teknologi sensor juga telah mengarah pada penginderaan jarak jauh yang makin canggih.

Demikian pula, sistem komputasi kuantum yang telah mengarahkan pada sistem senjata otonom serta pertahanan siber.

Jokowi menjelaskan bahwa komputer kuantum merupakan sistem mekanika kuantum untuk superposisi dan keterkaitan dalam melakukan operasi data.

Bagi perwira kepolisian, kata Presiden, tantangan juga tidak kalah berat. Pelaku kejahatan kini banyak yang menggunakan teknologi canggih, dan perkembangan kejahatan siber lintas negara yang membutuhkan kemampuan lebih baik untuk antisipasi dan mitigasi.

"Oleh karena itu, saudara-saudara wajib untuk terus belajar, belajar sendiri maupun belajar melalui insititusi. Kita tidak bisa lagi berpikir dengan cara biasa-biasa saja, tidak bisa lagi menggunakan cara bekerja yang monoton, tidak bisa lagi dengan kemampuan yang standar-standar saja," ucap Presiden.