Korban meninggal akibat virus corona di Brazil lampaui 60.000 jiwa

id Brazil, corona, COVID-19,kematian,kasus terkonfirmasi

Korban meninggal akibat virus corona di Brazil lampaui 60.000 jiwa

Para pria membawa kotak untuk dipasangkan ke peti jenazah di pemakaman Kota Sao Pedro, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Sao Paulo, Brazil, Kamis (14/5/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Amanda Perobelli/wsj/cfo)

Rio de Janeiro (ANTARA) - Brazil melampaui angka 60.000 kematian akibat virus corona pada Rabu, Kementerian Kesehatan mengatakan, seraya menyebut gelombang penularan baru di wilayah Selatan dan Barat Tengah negeri itu.

Jumlah kematian tambahan sebanyak 1.038 tercatat dalam 24 jam terakhir, hingga keseluruhannya menjadi 60.632, kata kementerian itu, memperbarui angka 60.610 yang diungkapkan sebelumnya pada Rabu karena ada tambahan data dari negara bagian Rio Grande do Sul.

Total kasus terkonfirmasi diperbaiki menjadi 1.448.753 dari 1.447.523, yang menandai kenaikan harian sebanyak 46.712 dari Selasa dan membuat Brazil sebagai negeri dengan wabah terburuk kedua di dunia di belakang Amerika Serikat.

"Ada penambahan dalam jumlah kasus COVID-19 di hampir semua negara bagian baik di wilayah Barat Tengah maupun Selatan yang , hingga dua atau tiga pekan lalu, memiliki sedikit kasus," Eduardo Marques Macjrio, pejabat kesehatan senior, mengatakan kepada jurnalis dalam konferensi pers.

Jumlah kematian di wilayah Selatan dan Barat Tengah tumbuh masing-masing 37 persen dan 36 persen, dalam pekan penularan yang berakhir Sabtu lalu, kementerian itu mengatakan, bertolak belakang dengan penurunan yang terlihat di Utara dan Tenggara dan kecenderungan stabilitas penularan di Timur Laut.

Di Selatan, skenario yang memburuk muncul setelah negara-negara bagian seperti Rio Grande do Sul dan Santa Catarina menjadi yang pertama mencabut langkah-langkah jaga jarak sosial.

Negara bagian Sao Paolo tetap merupakan pusat pandemi corona di Brazil, dengan lebih dari 15.000 kematian dan 290.000 kasus terkonfirmasi, menurut Kementerian Kesehatan.

Reuters