Palembang (ANTARA) - PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengoptimalkan penjualan dan distribusi produk melalui sistem daring atau online sebagai bagian skenario bisnis di era tatanan normal baru untuk mengejar target 2,6 juta ton pada 2020.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk Basthony Santri di Palembang, Rabu, mengatakan perseroan berupaya memaksimalkan penggunaan saluran teknologi informasi untuk menjalankan bisnis emiten berkode SMBR di tengah pandemi.
“Sebetulnya untuk metode penjualan semen melalui teknologi informasi sudah berjalan lama, namun karena pandemi COVID-19 akan lebih dioptimalkan. Melalui ini kami berharap dapat mencapai target penjualan, jika pun ada penurunan karena pandemi, setidaknya tidak terlalu jauh,” kata dia.
Apalagi, kata Basthony, industri semen beberapa bulan terakhir cenderung turun. Untuk menekan laju penurunan bisnis tersebut, perusahaan menggunakan aplikasi dan saluran digital dalam penjualan.
Ia menjelaskan perseroan memanfaatkan teknologi informasi melalui berbagai media digital seperti konferensi video, saluran telepon, email, dan aplikasi pendukung seperti E-Procurement, Customer Dashboard System (CDS) dan Customer Relationship System (CRS).
“Saat ini pun SMBR telah menerapkan metode dokumentasi paperless dalam hal administrasi dan penerimaan dokumen,” kata dia.
Ia mengemukakan penerapan skenario normal baru ini terbagi dalam lima fase dan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh, termasuk pula, tata cara pelayanan kepada pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis, selama masa pandemi COVID-19.
“Kami juga ingin memastikan jika layanan operasionalnya tetap berjalan setiap hari di tengah pandemi tentunya dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat,” kata dia.
Bahkan, kata Basthony, operasional angkutan semen pun dipastikan masih berjalan dengan baik. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan wajib mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan APD lengkap dan jaga jarak.
Saat ini manajemen SMBR mulai mengubah mekanisme Work From Home (WFH) bagi karyawan per tanggal 1 Juni 2020 lalu. Program WFH hanya diberlakukan kepada karyawan yang berusia 45 tahun ke atas, memiliki potensi/menderita sakit berat, dan ibu hamil.
“Bagi karyawan yang bekerja di kantor atau Work From Office (WFO) wajib mematuhi protokol kesehatan saat bekerja di kantor,” kata dia.
Bahkan para tenaga operasional di kantor dan pabrik juga diwajibkan menggunakan alat pelindung diri seperti face shield, masker dan sarung tangan.
Perlindungan terhadap kesehatan karyawan SMBR terus menjadi prioritas Manajemen. SMBR telah melakukan tes cepat massal bekerja sama dengan RS Pertamina Medika sejak 09 sampai dengan 19 Juni 2020.
Setiap harinya karyawan/ diwajibkan untuk mengisi form Self Assesment Resiko COVIS-19 sepulang dari bekerja.
“Nantinya kami akan koordinasikan skenario normal baru yang telah dibuat dengan Satgas setempat karena kebijakan pemerintah di setiap daerah akan berbeda-beda,” kata dia.
Berita Terkait
PT Semen Baturaja bina UMKM untuk kembangkan usaha
Rabu, 27 Maret 2024 14:12 Wib
KA Kuala Stabas jadi solusi penumpang mudik Lebaran jalur Baturaja-Tanjungkarang
Selasa, 26 Maret 2024 0:04 Wib
Semen Baturaja tingkatkan kualitas pabrik cegah kecelakaan kerja
Jumat, 22 Maret 2024 19:12 Wib
Bupati OKU meraih penghargaan Top Pembina BUMD 2024
Kamis, 21 Maret 2024 18:55 Wib
Pasar Bedug OKU di Taman Kota Baturaja
Selasa, 12 Maret 2024 23:00 Wib
SMBR raih Penghargaan Zero Accident dari Pemprov Sumsel
Sabtu, 9 Maret 2024 18:09 Wib
PT Semen Baturaja paparkan peluang bisnis di Forum Investor BEI Sumsel
Rabu, 6 Maret 2024 16:24 Wib
OKU tetapkan status siaga darurat bencana alam
Selasa, 5 Maret 2024 20:15 Wib