Pandeglang (ANTARA) - Keluarga korban berharap nelayan Teluk Labuan Pandeglang, Banten yang hilang diterjang gelombang tinggi di perairan Selat Sunda ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami hanya berharap suami bisa kembali ke rumah dengan selamat," kata Sanna (55), istri Kastirah yang menjadi korban kecelakaan laut di perairan Selat Sunda, saat ditemui di kediamanya di Kampung Teluk Labuan Pandeglang, Selasa.
Selama ini, keluarga merasa bingung karena suaminya sudah lima hari terakhir ini belum ditemukan.
Petugas tim evakuasi dari Basarnas belum menemukan korban, terlebih cuaca di perairan Selat Sunda kurang bersahabat.
Namun, pihaknya optimistis suaminya yang sudah puluhan tahun berprofesi nelayan bisa menyelamatkan diri.
Apalagi, mereka melintasi Pulau Rakata, Pulau Panaitan, Pulau Belimbing dan Ujung Kulon.
"Kami yakin suami bisa menyelamatkan diri dan berlindung di sekitar pulau itu," kata Sanna, sambil menyatakan dirinya merasa kebingungan hingga tidak memikirkan makan lagi.
Menurut dia, suaminya itu tidak seperti biasa mengikuti nelayan lain, karena mereka memiliki kapal sendiri, namun kondisinya mengalami kerusakan.
Kemungkinan ia mengikuti ajakan temannya itu untuk kebutuhan ekonomi keluarga, karena sejak Lebaran lalu hingga kini mengalami kesulitan ekonomi.
Karena itu, dirinya berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk membantu suaminya agar bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami setiap malam menggelar tahlil, membaca Al Quran dan berdoa agar suaminya bisa kembali dan berkumpul bersama keluarga," katanya menjelaskan.
Siti Aisyah (39), anak pertama Kastirah mengaku bahwa dirinya sejak lima hari terakhir ini kebingungan karena orang tuanya belum kembali setelah terjadi kecelakaan di perairan Selat Sunda.
Saat ini, kata dia, nelayan yang selamat sebanyak sembilan orang, dan tujuh orang nelayan lainnya masih dalam pencarian.
"Kami minta petugas tim evakuasi bisa secepatnya menemukan orang tua kami dalam kondisi selamat," ujarnya.
Di tempat terpisah, Wahab (55), pemilik KM Puspita Jaya mengatakan bahwa anaknya bernama Rasmin (30) juga menjadi korban kecelakaan bersama 15 nelayan lainnya.
Saat ini, keluarga menunggu kedatangan anak pertamanya yang mencari ikan di perairan Selat Sunda dalam kondisi selamat.
"Kami berharap anak kami itu bisa berkumpul bersama keluarga," katanya pula.
Kasubsi Basarnas Banten Heru mengatakan bahwa selama ini cuaca perairan Selat Sunda kurang bersahabat dengan gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan lebat.
Tim evakuasi sempat berlindung di sekitar Pantai Ujung Kulon untuk menghindari kecelakaan laut.
"Kami berharap cuaca normal dua hari ke depan, sehingga bisa ditemukan tujuh nelayan yang hilang itu," katanya lagi.
Berita Terkait
Tiga kapal nelayan tradisional Natuna ditangkap di Perairan Malaysia
Senin, 22 April 2024 14:48 Wib
Seorang nelayan hilang, perahunya menepi sendiri di pantai
Minggu, 31 Maret 2024 16:55 Wib
Polisi: Nelayan jangan gunakan bom saat melaut
Selasa, 26 Maret 2024 11:53 Wib
Dihantam rob, perahu nelayan di Sukabumi berantakan
Rabu, 13 Maret 2024 4:40 Wib
Mesin perahu hidup dan berputar, ternyata nelayan pemiliknya jatuh tenggelam
Kamis, 7 Maret 2024 22:20 Wib
Gelombang hempas dan tenggelamkan pompong nelayan di Natuna
Sabtu, 17 Februari 2024 13:00 Wib
Di Banten, empat nelayan tewas tersambar petir saat melaut
Senin, 5 Februari 2024 17:06 Wib
11 hari terapung di laut, tiga nelayan diselamatkan tanker
Jumat, 12 Januari 2024 10:28 Wib