Pertamina catat laba bersih 2,53 miliar dolar atau setara Rp35,8 triliun

id pertamina,laba bersih,dividen bumn,laba pertamina,laba bersih pertamina

Pertamina catat laba bersih 2,53 miliar dolar atau setara Rp35,8 triliun

Ilustrasi: Pekerja beraktivitas di sumur ekplorasi minyak bumi PT Saka Energi Indonesia di Blok Pangkah, Gresik, Jawa Timur (ANTARA FOTO/MOCH ASIM)

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menuntaskan tahun buku 2019 dengan perolehan laba bersih perseroan senilai 2,53 miliar dolar AS atau setara Rp35,8 triliun.

“Dengan dinamika dan tantangan bisnis selama 2019, kami bersyukur Pertamina dapat menorehkan berbagai pencapaian dan mempertahankan laba bersih stabil, sama dengan tahun sebelumnya,” ujar VP Komunikasi Perusahaan Pertamina Fajriyah Usman selepas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang dilaksanakan pada Kamis, di Jakarta.

Selain mengesahkan Laporan Keuangan Pertamina tahun buku 2019, Pemegang Saham juga memutuskan setoran dividen tunai sebesar Rp8,5 triliun. Dividen ini meningkat tujuh persen dibandingkan setoran dividen tahun lalu yang sebesar Rp7,95 triliun.

Menurut Fajriyah, perekonomian sepanjang tahun 2019 masih mengalami tekanan sejalan dengan dinamika global. Beberapa hal yang mempengaruhi kinerja sektor migas seperti nilai ICP yang masih cukup tinggi di level 62 dolar AS per barel dan kurs yang cenderung menguat di kisaran Rp14.146. Dengan kondisi tersebut, total pendapatan usaha Pertamina tahun 2019 tercatat sebesar 54,58 miliar dolar AS dengan aset 67,08 miliar dolar AS.

Berdasarkan data pada Laporan Tahunan 2019, Pertamina konsisten untuk terus mewujudkan ketahanan energi nasional, dimulai dari survei seismik yang masif untuk menemukan cadangan migas baru yang diharapkan sebagai penemuan besar bagi Indonesia.

Selanjutnya meskipun tanpa mayor akuisisi, Pertamina mampu mempertahankan produksi migasnya pada tahun 2019 yaitu pengeboran 322 sumur pengembangan, 14 sumur eksplorasi dan melakukan 751 kegiatan workover, serta 13.683 well services.

“Saat ini, Pertamina telah memiliki lapangan migas yang yang tersebar di 13 negara di benua Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa. Dari lapangan tersebut, kami berharap dapat mendukung aspirasi pemerintah mencapai 1 juta BOPD dan 4 ribu MMSCFD pada tahun 2024,” kata Fajriyah Usman.

Selain itu untuk mendukung ketahanan ekonomi negara, pada tahun 2019 Pertamina juga mencatat capaian penting dengan adanya penurunan nilai impor crude sebesar 35 persen dan produk sebesar 11 persen. Langkah ini dapat menghemat devisa sebesar 7,3 miliar dolar AS atau Rp109 triliun.