Dirut ANTARA: Tantangan pandemi COVID-19 belum berakhir

id tes cepat covid-19, LKBN antara, perum LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat,Femina, Prana Media Group,jakarta selatan

Dirut ANTARA: Tantangan pandemi COVID-19 belum berakhir

Direktur Utama LKBN ANTARA menyerahkan buku 'Bertahan di Wuhan" karya pewarta ANTARA M Irfan Ilmie kepada Direktur Editorial Prana Media Grup (Femina) Petty S Fatimah usai pelaksanaan tes cepat COVID-19 di Kantor Femina, Jakarta Selatan, Selasa (9/6/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Meidyatama Suryodinigrat mengingatkan kepada insan pers maupun industri pers bahwa tantangan pandemi COVID-19 belum berakhir walau sejumlah wilayah mulai melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Saya rasa kesalahan jika dianggap bahwa masa transisi PSBB adalah masa akhir dari cobaan dan tantangan kita ke depan," kata Dimas, sapaan akrab Meidyatama, saat menghadiri pelaksanaan tes cepat COVID-19 di Kantor Prana Media Group (Fermina), Jakarta, Selasa.

Dimas mengatakan, tantangan media ke depan masih sangat jauh dan panjang, tidak hanya dalam hitungan minggu atau bulan. Bahkan mungkin perlu menghitung satu tahun untuk beradaptasi menghadapi tantangan pandemi COVID-19.

Menurut dia, praktik-praktik panjang selama pandemi COVID-19 harus dilalui oleh insan pers dan industri pers dalam kehidupan profesionalnya.

"COVID-19 tidak akan pergi bulan depan, dan saya sarankan bagaimana kita hidup menjaga semua itu, karena hidup harus tetap berjalan," kata Dimas.

Dimas meyakini insan pers mampu beradaptasi dengan situasi yang terjadi saat ini karena sejatinya manusia adalah makhluk yang bisa beradaptasi. "COVID-19 adalah bagian untuk beradaptasi," kata lulusan Harvard University tersebut.

Dimas menambahkan, apa yang telah disampaikan oleh pemerintah tentang cara hidup berdampingan dengan pandemi COVID-19 di era normal baru ini cukup jelas dan cukup baik sehingga dapat dipatuhi oleh masyarakat termasuk awak media.

Anjuran pemerintah seperti menjaga dan memperhatikan protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, membawa "hand sanitizer" kemanapun dan hal lainnya.

"Sebenarnya kalau patuh dan disiplin dengan aturan itu termasuk 'social' atau 'physical distancing' itu sudah cukup, persoalannya ini adalah perubahan 'cultur' (budaya) perubahan 'mindset' (pola pikir) yang kadang membutuhkan waktu," ujarnya.
 
Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodinigrat meninjau pelaksanaan tes cepat COVID-19 untuk insan pers di kantor Femina, Jakarta Selatan, Selasa (9/6/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

LKBN ANTARA menyelenggarakan tes cepat deteksi dini COVID-19 bagi insan pers di berbagai media di Ibu Kota Jakarta dalam upaya penanggulangan penularan COVID-19. Kegiatan ini diselenggarakan di saat DKI Jakarta memasuki era PSBB transisi.

Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian Kantor Berita ANTARA terhadap insan pers yang berada di garis depan dalam melaporkan perkembangan COVID-19.

Tes cepat deteksi dini COVID-19 LKBN ANTARA ini dijadwalkan mulai 8 Juni-19 Juni 2020 diawali di Kantor Rakyat Merdeka.

Setelah di Femina, tes cepat berikutnya direncanakan digelar untuk sejumlah media di antaranya Kumparan, Tirto, IDN Times, The Jakarta Post dan PWI Pusat serta Dewan Pers.

Prosedur tes cepat dilakukan oleh tenaga medis dari Kantor Berita ANTARA dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19, yakni mengenakan alat pelindung diri (APD0, menerapkan menjaga jarak fisik serta mewajibkan seluruh peserta untuk mengenakan masker.

Penyelenggaraan tes tersebut merupakan bagian dari kegiatan tanggung jawab sosial  Perum LKBN ANTARA sehingga tidak dipungut biaya bagi para pesertanya.