Tim SAR temukan dua nelayan kapal tenggelam, lima hilang

id Basarnas

Tim SAR temukan dua nelayan kapal tenggelam, lima hilang

Tim SAR gabungan saat melakukan pencarian lima nelayan Kapal Motor (KM) Dua Putri GT 26 kapal pencari ikan yang mengalami kebocoran dinding bawah kapal (lambung) di sekitar perairan Wakatobi, Rabu (3/6/2020). (ANTARA/HO-Humas Basarnas Kendari)

Kendari (ANTARA) - Tim SAR gabungan Basarnas Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara bersama nelayan menemukan dua dari tujuh nelayan Kapal Motor (KM) "Dua Putri GT 26" yang tenggelam akibat bocornya dinding bawah kapal (lambung) di sekitar perairan Wakatobi, Selasa (2/6).

Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari Rabu mengatakan pada hari ini pukul 06.00 WITA tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian dan menemukan dua nelayan sedangkan lima orang lainnya masih hilang.

Sebelumnya Comm Centre Basarnas Kendari menerima informasi dari Yusri salah seorang POB di atas kapal yang melaporkan bahwa pada pukul 11.30 WITA telah terjadi kecelakaan kapal KM Dua Putri GT 26 dengan jumlah POB tujuh orang rute Batu Atas ke Pulau Buru mengalami kebocoran dinding bawah kapal di sekitar perairan Wakatobi.

Berdasarkan laporan tersebut pada Selasa (2/6) pukul 12.00 WITA tim Rescue Ps SAR Wakatobi diberangkatkan menuju LKK dengan menggunakan RIB untuk memberikan pertolongan.

"Pada pukul 08.00 WITA hari ini dua orang korban ditemukan sekitar perairan Wakatobi oleh nelayan Desa Waha dalam keadaan selamat," kata Aris melalui siaran pers Basarnas Kendari.

Kedua nelayan yang ditemukan tersebut masing-masing Jusri (30), dan Ikbal (16). Saat ini mereka telah dievakuasi.
 
Tim SAR gabungan saat melakukan pencarian lima nelayan KM Dua Putri GT 26 di sekitar perairan Wakatobi, Rabu (3/6/2020).


Sementara itu, masih ada lima orang lagi penumpang kapal yang belum diketahui keberadaannya. Tim SAR bersama masyarakat setempat serta TNI-Polri masih terus melakukan upaya pencarian.

Adapun kelima nelayan tersebut yakni La Kaslin, Ali Pini, La Pani, La Wiwin dan La Lulu.

"Hambatan yang kami hadapi di lapangan adalah memang saat ini musim timur sehingga arus yang deras kemudian kecepatan angin juga mencapai 25 knot dan ketinggian gelombang mencapai 4 meter. Itu yang menjadi hambatan ketika melakukan pencarian. Namun kita berharap kelima nelayan bisa segera ditemukan,"
pungkasnya.