Gubernur Jabar Ridwan Kamil bicara penanganan COVID-19 dengan wartawan ANTARA

id Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil,COVID-19, wartawan ANTARA,susdape xi,pewarta antara,virtual susdape xiv

Gubernur Jabar Ridwan Kamil bicara penanganan COVID-19 dengan wartawan ANTARA

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri "virtual meeting" dengan wartawan ANTARA lulusan Kursus Dasar Pewarta (Susdape) XIV Tahun 2006, yang digelar Minggu (31/5) sore. (ANTARA/HO-Susdape XIV)

Itu contoh keseharian kami, maka dasar saya di Jabar selalu ilmiah. Jadi keputusan di Jabar berdasarkan masukan tim ahli kesehatan, ahli ekonomi dan lainnya, sehingga keputusan selalu bisa dipertanggungjawabkan
Makassar (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbicara mengenai penanganan virus corona baru atau COVID-19 di wilayahnya, saat virtual meeting dengan wartawan ANTARA lulusan Kursus Dasar Pewarta (Susdape) XIV Tahun 2006, yang digelar Minggu sore.

Ridwan Kamil yang kerap disapa RK diundang hadir dalam virtual meeting yang dihadiri lebih dari 20 orang tersebut agar bisa berbagi pengalaman dalam menyikapi permasalahan aktual, seperti penanganan wabah COVID-19.

Mengawali penjelasannya RK mengakui bahwa kini merupakan masa sulit bagi para pejabat dan pemimpin karena harus mengambil keputusan yang bisa saja tidak diterima oleh semua lapisan masyarakat. "Ibaratnya harus ngasih pil pahit ke rakyat, kadang-kadang tidak disukai tapi harus diambil keputusan bahwa itu perlu," ujarnya.

Ia mencontohkan ketika dia mengambil keputusan memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun ada pihak yang mempersoalkan karena antara lain mengakibatkan penghasilan warga turun dan lainnya.

Baca juga: PSBB Jawa Barat diperpanjang hingga 12 Juni 2020

Baca juga: Jabar bakal lakukan tes swab secara masif ke 40.000 orang


Demikian pula ketika ia memutuskan bahwa jika perkembangan positif COVOD-19 sudah turun 60 persen, maka sudah boleh diberlakukan kenormalan baru atau new normal, dan ada saja pihak yang mempersoalkannya.

"Itu contoh keseharian kami, maka dasar saya di Jabar selalu ilmiah. Jadi keputusan di Jabar berdasarkan masukan tim ahli kesehatan, ahli ekonomi dan lainnya, sehingga keputusan selalu bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.

RK mengungkapkan bahwa ia memilih menggunakan sebutan AKB (adaptasi kebiasaan baru) atas pemberlakuan normal baru. "Kalau sebutan normal baru, saya survei itu dianggap kembali ke yang lama," ujarnya.

Ia mengakui COVID-19 tidak memilih sasaran, kaya atau miskin maupun negara maju atau berkembang, sehingga semua pihak dituntut untuk memilah informasi dan perlu mengakui bahwa kondisi kehidupan pasca-COVID-19 sudah tidak sama dengan sebelumnya.

RK juga menyampaikan kabar baik bahwa Provinsi Jawa Barat sudah mampu memproduksi semua "alat perang" melawan COVID-19. "Ventilator bikin sendiri, PCR bikin sendiri, rapid test lebih akurat. Produksinya minggu depan. Masker bedah apalagi. Intinya kami proaktif, ilmiah, dan kolaboratif. Berhasil atau tidak tentu akan terlihat," ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada anak-anak sekolah yang terinfeksi COVID-19. 70 persen pasien laki-laki dan usia sepuh. Mudah-mudahan semua bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru, jika ada masukan saya menunggu ya," ujar Ridwan Kamil mengakhiri penjelasannya.

Baca juga: PSBB parsial Jabar di Cianjur bakal berlanjut karena rendahnya kesadaran masyarakat