Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 17,5 jt rumah tangga diperkirakan terancam miskin dengan asumsi garis kemiskinan Rp440 ribu per kapita per bulan akibat COVID-19 karena adanya penurunan upah dan tanpa pendapatan.
"Ini tambahan, di luar angka kemiskinan yang memang sudah ada. Ini orang yang yang bahasa saya, termiskinkan," kata Peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Zainul Hidayat dalam webinar Survei Dampak Darurat Virus Corona terhadap Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta, Rabu.
Ancaman kemiskinan akibat COVID-19 ini merupakan prediksi yang akan terjadi dalam 2-3 bulan ke depan akibat aktivitas ekonomi yang melemah selama pandemi ini.
Hasil survei itu berdasarkan kolaborasi riset antara Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan dan Lembaga Demografi Universitas Indonesia.
Sementara pada kelompok buruh/karyawan, diperkirakan akan mencapai 7 juta rumah tangga yang termiskinkan.
Tim peneliti juga memprediksi pengangguran akan bertambah 25 juta orang akibat kegiatan usaha terhenti dan tidak ada pekerjaan untuk pekerja bebas.
Sementara pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) diperkirakan mencapai 8 juta, dan pelaku usaha mencapai 8 juta juga.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2019, ada sebanyak 26 juta pekerja yang berusaha sendiri, dan pekerja bebas/pekerja keluarga tercatat berjumlah 26,5 juta.
Pada lingkup pekerja yang berusaha sendiri itu, survei memprediksikan akan muncul 10 juta pekerja yang berhenti bekerja.
10 juta pekerja lainnya hanya akan bergantung pada pendapatan yang telah mengalami penurunan hingga 40 persen lebih.
Sementara, pasca dua bulan ke depan jika pandemi masih terjadi, diperkirakan setidaknya lebih dari 10 juta pekerja mandiri tersebut akan kesulitan pekerjaan dan sekaligus kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Mereka hanya bisa bertahan dengan bantuan sosial, baik dari bantuan pemerintah, masyarakat maupun lembaga sosial lainnya.
Kemiskinan akan meningkat karena penurunan pendapatan sebesar 3,9 juta rumah tangga dan tanpa pendapatan sebanyak 4,8 juta rumah tangga.
Sementara pada lingkup pekerja bebas/pekerja keluarga, sekitar 15 juta pekerja bebas/pekerja keluarga akan menganggur.
Kemiskinan akan meningkat karena penurunan pendapatan terhadap 2,9 juta rumah tangga dan tanpa pendapatan terhadap 5,8 juta rumah tangga.*
Berita Terkait
BRI nilai restrukturisasi kredit dampak COVID-19 telah selamatkan UMKM
Senin, 1 April 2024 15:15 Wib
BRI siapkan strategi jelang berakhirnya restrukturisasi COVID-19
Selasa, 20 Februari 2024 11:07 Wib
Guru Besar UGM: AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:19 Wib
Dinkes Sumsel temukan 28 kasus aktif COVID-19 pada Januari 2024
Rabu, 31 Januari 2024 23:24 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga bisa deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 20:44 Wib
Dinkes Sumsel temukan 15 kasus aktif COVID-19 di awal 2024
Kamis, 11 Januari 2024 19:13 Wib
Dokter imbau masyarakat tak egois hadapi COVID-19 subvarian baru
Selasa, 9 Januari 2024 16:50 Wib
Dokter sarankan lakukan swap antigen sebagai upaya cegah penularan
Selasa, 9 Januari 2024 14:43 Wib