RUPS luar biasa LIB belum temukan solusi soal dana subsidi klub

id liga 1,lib,covid19,pssi,liga indonesia baru

RUPS luar biasa LIB belum temukan solusi soal dana subsidi klub

PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru dan seluruh manajemen klub Liga 1 dan Liga 2 saat menggelar rapat di Jakarta, Senin (16/3/2020). ANTARA/HO-Humas PSSI/am.

Jakarta (ANTARA) - Mantan komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) Hasani Abdulgani mengatakan, rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa LIB pada Senin (18/5) belum memutuskan jalan keluar soal subsidi bagi klub-klub Liga 1 dan Liga 2 musim 2020.

Ketika dihubungi Antara di Jakarta, Senin, Hasani, yang pengunduran dirinya sebagai komisaris disetujui dalam RUPS luar biasa itu, menyebut bahwa permasalahan subsidi akan dibahas oleh kepengurusan LIB yang baru.

"Hari ini belum ada solusi. Dengan mundurnya para pengurus, nanti diserahkan kepada pengurus baru," ujar dia.

Masalah keuangan termasuk subsidi menjadi salah satu dari beberapa agenda yang dibahas dalam RUPS luar bisa PT LIB pada Senin (18/5).

Meski demikian, satu-satunya hasil rapat yang diumumkan secara resmi oleh PT LIB adalah RUPS menyetujui pengunduran diri Cucu Somantri sebagai direktur utama PT LIB beserta tiga komisaris LIB yakni Sonhadji (komisaris utama), Hasani Abdulgani dan Hakim Putratama.

Perihal pengganti Cucu Somantri dan tiga komisaris yang mundur akan dilakukan dalam RUPS luar biasa berikutnya yang rencananya bergulir setelah Lebaran.

Walau begitu, menurut Hasani, soal kondisi keuangan LIB dan subsidi klub menjadi topik pembicaraan hangat di RUPS luar biasa.

Kondisi keuangan

Pria yang juga wakil ketua Komite Wasit PSSI itu mengutarakan, dalam RUPS, klub-klub Liga 1 sebagai pemegang saham meminta LIB untuk membuka secara penuh soal kondisi keuangan perusahaan. Mereka mempertanyakan alasan subsidi tertahan.

LIB, Hasani melanjutkan, pun memberikan penjelasan soal hal itu. Subsidi terhambat karena aliran dana dari sponsor tak lancar akibat pandemi penyakit akibat virus coron (COVID-19) yang membuat kompetisi terhenti.

"Uang sponsor tidak masuk, begitu kan. Jadi kontribusi dananya tidak lancar," tutur dia.

Hasani menambahkan, kondisi itu yang membuat LIB belum membayar termin kedua subsidi untuk Liga 1. LIB juga masih menunggak cicilan subsidi untuk beberapa tim Liga 2.

"Untuk tim Liga 1 termin pertama sudah dibayar. Untuk yang kedua kemarin mau dibayar tetapi belum dilunasi karena sebagian menolak usulan pemotongan," kata Hasani.

Bayar subsidi

LIB, dalam surat bernomor 187/LIB-COR/V/2020 yang ditujukan ke PSSI pada 4 Mei 2020, memberikan usulan bahwa mereka hanya akan membayar 67 persen subsidi klub Liga 1 dan 40 persen untuk klub Liga 2 musim 2020.

"PT LIB telah melakukan penghitungan berdasarkan laporan arus kas/proyeksi keuangan yang ada. Terkait hal ini, LIB akan melakukan pembayaran 67 persen atas kontribusi komersial tahap kedua kepada seluruh klub peserta kompetisi Shopee Liga 1 tahun 2020 sehingga setiap klub menerima Rp350 juta." 

"Untuk total 18 klub sebesar Rp6,3 miliar. Dan pembayaran 40 persen atas kontribusi komersial tahap satu kepada 18 klub Liga 2 2020 sehingga setiap klub menerima Rp100 juta. Untuk totalnya 18 klub sebesar Rp1,8 miliar. Adapun sebelumnya enam klub Liga 2 sudah diberikan subsidi," tulis LIB dalam suratnya ketika itu.

PSSI sendiri telah menolak usulan tersebut dan meminta LIB tidak memotong jumlah cicilan subsidi klub-klub Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020.