Allardyce: klub harus hormati kekhawatiran pemain atas kesehatannya selama wabah corona

id allardyce, liga inggris, kelanjutan liga eropa, olahraga terdampak corona,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sum

Allardyce: klub harus hormati kekhawatiran pemain atas kesehatannya  selama wabah corona

Mantan manajer Timnas Inggris Sam Allardyce. ANTARA/Action Images via Reuters/Andrew Couldridge

Jakarta (ANTARA) - Klub Liga Premier harus meyakinkan para pemain bahwa tidak akan ada dampak jika mereka tidak mau mengambil risiko kesehatan mereka dengan kembali beraksi selama pandemi COVID-19, kata mantan manajer timnas Inggris Sam Allardyce.

Beberapa pemain telah menyampaikan kekhawatiran mengenai rencana liga untuk melanjutkan musim kompetisi di tengah wabah virus corona baru, yang telah menginfeksi lebih dari 4,64 juta orang secara global, dan menyebabkan 310.200 kematian.

"Membuat pemain fit dalam empat pekan bisa dilakukan, namun itu adalah kekhawatiran terkecil mereka. Saya pikir tantangan terbesar bagi para pemain adalah berurusan dengan sisi mental," tulis Allardyce dalam kolom bagi The Times seperti dikutip Reuters, Senin.

"Poin pertama saya sebagai manajer pada situasi ini adalah berbicara kepada semua pemain ... mencari tahu apakah mereka ingin main atau tidak. Saya akan meyakinkan kembali mereka, tidak akan ada dampak jika mereka memutuskan akan terlalu sulit bagi mereka untuk main."

Klub akan menggelar pertemuan darurat pada Senin untuk memberikan suara mengenai kembali ke pelatihan berkelompok sebagai bagian dari "Project Restart", yang dibayangkan dimulai lagi pada Juni.

"Kami semua akan menginginkan bermain tapi kami semua ingin bermain dengan kondisi yang aman," tambah Allardyce.

"Jika mereka terlalu takut ... mereka tidak akan bisa menampilkan yang terbaik dan kemudian mereka mulai mendapat kritik. Beberapa pemain tidak ingin bermain dan itu harus dihormati."

Mantan dokter Chelsea Eva Carneiro mengatakan pemain harus mampu mengambil keputusan tanpa takut membuat marah klub mereka, khususnya manajer mereka.

"Ada tekanan pada pemain untuk tampil. Manajer adalah bos yang mempunyai kekuatan besar atas pilihan Anda selanjutnya," kata Carneiro, yang meninggalkan klub London tersebut setelah berselisih dengan manajer waktu itu Jose Mourinho, kepada Times.

"Kita sudah meninggalkan citra manajer sebagai figur bapak. Saya mengerti mengapa akan ada dorongan untuk kembali dan banyak pemain ingin mengikuti itu.

Sepak bola sangat dipertaruhkan tapi kami perlu menghilangkan ketakutan ini akan mengganggu entitas individu dalam krisis COVID-19 ini," tambah Carneiro, yang pada 2015 ditegur oleh Mourinho karena berlari memasuki lapangan untuk merawat Eden Hazard yang cedera.

"Kami perlu menyebarkan pemahaman bahwa itu lebih besar dari keinginan klub, manajer atau pemain untuk kembali."