Di balik layar "Ustadz Jaga Jarak", gangguan internet dan cahaya

id ustadz jaga jarak,rahabi mandra,palembang, antara hari ini, palembang hari ini, jembatan ampera, berita palembang banjir, berita palembang , berita pa

Di balik layar "Ustadz Jaga Jarak", gangguan internet dan cahaya

Hasil tangkapan layar serial "Ustadz Jaga Jarak" (YouTube.com/Menjadi Manusia)

Jakarta (ANTARA) - Serial terbaru karya sutradara Rahabi Mandra yang tayang di YouTube, "Ustadz Jaga Jarak", hadir sebagai salah satu pilihan tontonan Anda sembari menunggu waktu berbuka puasa Ramadhan, juga di tengah anjuran di rumah saja karena pandemi COVID-19.

Karya yang dibuat rumah produksi Temata (Telinga Mata Nusantara) Studios ini menceritakan tentang kehidupan ustadz yang harus beradaptasi di tengah pandemi COVID-19, juga kerbatasan dan ini juga dialami para kru saat syuting.

Rahabi mengatakan, karyanya kali ini hanya dibuat melalui telepon dan video conference alias jarak jauh untuk keseluruhan proses pra produksi, syuting hingga pasca produksi.

Waktu syuting yang dihabiskan selama tiga hari ditemani pencahayaan bersumber dari sinar Matahari saja. Para pemain bahkan harus menempatkan diri mereka dalam ruangan yang cukup penerangan di rumah mereka.

"Pencahayaan moda kami Matahari, pemain deket-deketin sama jendela atau daerah terang. Enggak mungkin dikasih lighting, gotong-gotong lighting bakal repot. faktanya begitu, kalau pencahayaan beda-beda. Ada juga di rumah talent pakai neon, enggak apa-apa. real saja," papar Rahabi dalam wawancara via daring, Senin.

Kamera untuk merekam adegan juga dari para pemain sendiri, yang sebagian menggunakan smartphone mereka. Sudut pengambilan gambar juga kebanyakan hanya dari satu tempat, tidak ada wide angle dan sebagainya dan keterbatasan jumlah shoot.

Masalah lain yang tak kalah gawat namun lucu menurut Rahabi, adalah koneksi. internet Seringkali terjadi di tengah syuting koneksi terputus sehingga adegan harus diulang.

"Sering kejadian di tengah-tengah syuting tahu nge-hang mereka. Mereka tanya, gimana? bagus enggak?, Tiba-tiba kesambung internet, sudah selesai adegannya, gua enggak liat, di playback enggak bisa. Kami enggak bisa meninjau ulang, take lagi," papar dia.

"Tengah-tengah aku lagi ngarahin terus putus internet. Sabar-sabar sekali lagi. Itu jadi hal krusial buat kami. Gawat itu, lucu," sambung Rahabi.

Kemudian, jika dalam sebuah produksi jumlah kru bisa mencapai puluhan, dalam web series, Rahabi hanya menggandeng tak sampai 10 orang kru.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

https://youtu.be/4W1LOruDBIk

A post shared by Menjadi Manusia (@menjadimanusia.id) on



Namun, kendati diproduksi di tengah keterbatasan, "Ustadz Jaga Jarak" yang sudah memasuki episode kelima itu mencatatkan jumlah penonton yang tak sedikit. Sekitar 6000 orang menonton episode pertama yang tayang pada 4 Mei itu.

"Kebanyakan penonton merespons positif, enggak menyangka ada web series seperti ini. Episode kedua 4000 views, kami mau coba mencari cara meningkatkannya lagi (views)," tutur Rahabi yang meraih Peraih Penulis Skenario Terbaik Festival Film Indonesia 2017 itu.

"Ustadz Jaga Jarak" mengisahkan seorang ustadz yang harus beradaptasi dalam keterbatasan ruang gerak dan aktivitas akibat dari kondisi wabah COVID-19. Karena anjuran pemerintah yang menghimbau agar masyarakat tetap di rumah, ustadz dalam web series ini harus melakukan seluruh kegiatannya lewat video conference.

Tokoh ustadz diperankan aktor Ade Firman Hakim, bersama jajaran aktor dan aktris tanah air lainnya seperti Dimaz Andrean, Echa Oemry, Karlina Inawati, Kiki Narendra, Rezca Syam, Ina Marika Zuli, Mian Tiara, Anggie Merdianti, Sweetje Tanamal, Leon Lolang, dan Oscar Lolang.

Serial ini tayang setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu pada pukul 16.00 di channel YouTube Menjadi Manusia. Total ada 12 episode yang dihadirkan.

"Kami berharap karya yang kisahnya sangat relate dengan keseharian masyarakat di tengah masa pandemi ini dapat menghibur dan menghadirkan nilai positif atau memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk tetap positif dalam menjalani physical distancing di Bulan Ramadhan," kata Rahabi.

Ke depannya, Rahabi masih akan membuka diri untuk web series lainnya dengan genre lebih beragam. Dia juga tak menutup kemungkinan menggunakan platform lain namun bukan bioskop karena menurut dia masih terlalu jauh untuk diraih.

"Temanya, masih mencari sesuatu yang relevan dan menjadi denyut nadi masyarakat," kata dia.