Setelah lewati pandemi, Wuhan justru peringkat pertama kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan di China

id wisata Wuhan,liburan Hari Buruh,Hari Buruh di China,COVID-19 wuhan,pandemi di wuhan

Setelah lewati pandemi, Wuhan justru peringkat pertama kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan di China

Bendera China berkibar di tempat wisata Yellow Crane Tower setelah "lockdown" diberhentikan di Wuhan, ibukota provinsi Hubei dan pusat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di China, Jumat (10/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/pras/cfo

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China (MCT) memperkirakan 85 juta kunjungan wisatawan domestik selama liburan Hari Buruh, sedangkan Wuhan menduduki peringkat pertama kota yang didambakan para wisatawan.

MCT menyebutkan bahwa total pendapatan sektor pariwisata dalam tiga hari mulai Jumat (1/5) hingga Minggu (3/5) mencapai 35,06 miliar yuan atau sekitar Rp77,2 triliun. Libur Hari Buruh di China berlangsung hingga Selasa.

Pada Minggu saja tercatat 30,94 juta kunjungan wisatawan domestik yang menghasilkan pendapatan 12,43 miliar yuan (Rp27,3 triliun), demikian MCT dikutip sejumlah media setempat, Selasa.

Sementara itu hasil survei Pusat Riset Pariwisata yang bernaung di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial China (CASS) menyebutkan bahwa Wuhan yang merupakan kota terparah dilanda wabah COVID-19 menduduki peringkat pertama dambaan para wisatawan sepanjang 2020.



Survei berbasis mahadata dan 15.163 kuesioner itu menyebutkan bahwa responden ingin berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Ibu Kota Provinsi Hubei pascawabah.

Popularitas Wuhan dalam survei tersebut mampu mengalahkan Beijing dan Chongqing.

Para wisatawan berpendapatan rendah sangat tertarik dengan penawaran biaya perjalanan dan hotel murah. Kelompok ini melakukan perjalanan 3,8 kali dalam setahun, atau naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 1,6 kali.

"COVID-19 telah menciptakan tantangan besar sektor pariwisata dunia. Industri ini perlahan-lahan pulih berkat kebijakan yang ketat dan efektif dalam mengendalikan wabah. Tapi dibukanya kembali objek wisata juga tidak mudah karena masyarakat lebih mementingkan kesehatan, kebersihan dan menghindari sebisa mungkin risiko saat berlibur," kata Direktur Pusat Riset Pariwisata Song Rui dikutip portal berita ECNS.