Petani Sarolangun Jambi panen cabai merah

id pertanian, bpp jambi,menteri pertanian,panen cabai,cabai merah,harga cabai

Petani Sarolangun Jambi panen cabai merah

Bupati Sarolangun H Cek Endra ikut panen cabai merah kriting di lahan Kelompok Tani Jaya Makmur Desa Bukit Marau Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun. (ANTARA/HO/BPP Jambi)

Jambi (ANTARA) - Para petani dari kelompok Tani Makmur di Desa Bukit Merau Murau, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Jambi, melakukan panen cabai merah keriting sekaligus menambah ketersediaan pasokan komoditas itu untuk masyarakat.

"Bila kebutuhan pangan terpenuhi, imunitas tubuh masyarakat akan terjaga sehingga kita akan mampu melawan COVID-19. Dengan kata lain, pangan adalah agen yang melawan COVID-19 paling efektif," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya di Jambi, Minggu.

Areal pertanian di Desa Bukit Murau merupakan salah satu sentra komditas cabai merak keriting di daerah itu. Para petani yang mengelola dua hektare tanaman cabai keriting itu didampingi penyuluh pertanian setempat tetap giat bersemangat bekerja di tengah kekhawatiran pandemi COVID-19.

Panen cabai keriting di areal Kelompok Tani Jaya Makmur tersebut juga dihadiri oleh Bupati Sarolangun H Cek Endra beserta Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sarolangun. Bupati turun langsung ikut memanen cabai bersama para petani di sana.

Bupati menyebutkan, kebutuhan konsumsi masyarakat Sarolangun akan terpenuhi saat pandemi COVID-19. Ia juga menyebutkan pasokan cabai merah itu juga akan menambah ketersediaan kebutuhan komoditas itu Sarolangun, khususnya di Pasar Singkut dan sekitarnya.

Kepala Dinas TPHP Kabupten Sarolangun juga mengapresiasi atas kinerja penyuluh pertaniannya yang tetap aktif berkegiatan meskipun saat wabah demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

"Di sinilah peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang pusat gerakannya ada di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi COVID-19. Para penyuluh Kostratani tetap menjadi ujung tombak pemerintah dalam pendampingan petani melalui penyuluhan," katanya.

Sementara itu penyuluh pertanian Desa Bukit Marau, Sarana menyebutkan, pihaknya tetap bekerja mendampingi petani seperti biasa untuk menjaga keberlangsungan produksi tetap terjamin.

"Kami sebagai Penyuluh pertanian bersemangat dan bergembira mendampingi panen Kelompok Tani Jaya Makmur Desa Bukit Murau di tengah kekhawatiran COVID-19, kata Sarana.

Kondisi pandemi COVID-19 dan kebijakan jaga jarak fisik yang sedang terjadi saat ini berdampak pada pelemahan kondisi perekonomian akibat terbatasnya aktivitas warga.

Upaya menjaga ketahanan pangan menjadi isu yang cukup penting, karena kebutuhan dasar masyarakat terutama pangan harus tetap terpenuhi di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Penyebaran virus corona di dunia, termasuk ke Indonesia berdampak ke sejumlah sektor usaha di tanah air. Kondisi ini tentu akan berdampak pada beberapa sektor usaha seperti pariwisata dan perdagangan, namun tidak dengan sektor pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan menyebutkan sektor pertanian menjadi pengaman dalam menghadapi wabah virus COVID-19. Sektor pertanian menjadi kebutuhan prioritas dan tak bisa dianggap remeh karena berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat.

Kegiatan produksi pertanian di masa pandemi virus COVID-19 harus tetap berjalan. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian.

Sinergi antara petani dan pihak-pihak terkait untuk menjamin mata rantai bisnis di sektor pertanian salah satunya komoditas hortikultura terus dijalin oleh Kementan.