Yogyakarta (ANTARA) - Ahli gizi Universitas Gadjah Mada R. Dwi Budiningsari mengatakan menjalankan ibadah puasa mampu meningkatkan sistem kekebalan atau imunitas tubuh di tengah pandemi COVID-19.
"Sejumlah penelitian menyebutkan berpuasa dapat meningkatkan imunitas. Sebaliknya, belum ada studi yang menyatakan berpuasa berisiko meningkatkan infeksi COVID-19," kata Dwi melalui keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, berpuasa yang benar dapat memperbaiki jaringan-jaringan sel yang rusak. Dengan berpuasa selama 30 hari bisa merangsang produksi sel-sel darah putih baru.
Hal itu yang kemudian menurut Ketua Prodi S1 Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini mampu mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
Kondisi dengan sistem kekebalan yang telah diregenerasi, menurut dia, akan semakin memperkuat tubuh dalam menangkal berbagai infeksi bakteri maupun virus dan penyakit lainnya.
Dia menjelaskan kekebalan tubuh sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas asupan gizi.
Orang yang mengalami kekurangan gizi, kata dia, akan sangat rentan terhadap infeksi COVID-19.
Sementara orang yang bergizi baik, dengan kebutuhan energinya telah tercukupi, menurut dia, berpotensi besar memiliki kemampuan untuk memusnahkan virus corona jenis baru itu.
Secara umum, kata Dwi, terdapat tiga fungsi asupan gizi yang digunakan oleh tubuh manusia. Pertama, menjadi sumber energi sebagai prioritas utama yang digunakan oleh tubuh. Kedua, fungsi regulasi yaitu mengatur agar tubuh sehat dan bugar, termasuk fungsi kekebalan tubuh. Ketiga, fungsi pertumbuhan yang merupakan prioritas terakhir yang akan berlangsung apabila fungsi pertama dan kedua telah terpenuhi.
Tak hanya meningkatkan imunitas, berpuasa, kata dia, juga dapat membantu detoksifikasi atau mengeluarkan berbagai racun yang tersimpan dalam tubuh. Misalnya zat-zat adiktif aditif dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan.
Lebih dari itu, menurut dia, puasa juga dapat mengurangi massa lemak tubuh berlebih yang dapat merusak keseimbangan sistem kekebalan tubuh manusia. Pasalnya, lemak yang berlebih akan memicu produksi sel yang menyebabkan peradangan organ tubuh sehingga memicu munculnya penyakit pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya.
"Kalau yang kelebihan lemak bisa menurunkan berat badan maka bisa memperbaiki imunitasnya," kata Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) DIY ini.
Berita Terkait
Polisi Banyuasin pandu pemudik hindari kemacetan melalui scan barcode
Kamis, 4 April 2024 14:25 Wib
Kemenkes siapkan 15 ribu lebih faskes guna antisipasi saat mudik
Kamis, 4 April 2024 11:40 Wib
Ini kiatnya jaga kesehatan gigi dan mulut selama berpuasa
Selasa, 2 April 2024 13:15 Wib
Kemenkumham Sumsel hibur anak binaan LPKA berbuka puasa dengan hadirkan orang tua
Sabtu, 30 Maret 2024 21:35 Wib
Tradisi makanan hingga bazar ramaikan Ramadan di berbagai negara
Jumat, 29 Maret 2024 18:51 Wib
Praktisi kesehatan: Jaga kebersihan mulut selama puasa
Kamis, 28 Maret 2024 14:26 Wib
Pasien kanker harus konsultasi dulu sama dokter bila ingin berpuasa
Senin, 25 Maret 2024 18:47 Wib
Memilih makanan berbuka dan sahur tetap sehat
Senin, 25 Maret 2024 10:04 Wib