Fasilitas karantina Sumbar mulai dimanfaatkan warga

id tempat karantina sumbar,covid sumatera barat,covid 19,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel cor

Fasilitas karantina Sumbar mulai dimanfaatkan warga

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno didampingi Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi dan Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz mengunjungi fasilitas karantina pemerintah pada Jumat (3/4/2020). (ANTARA/Akmal Saputra)

Padang (ANTARA) - Warga yang berstatus sebagai orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri mulai memanfaatkan fasilitas karantina yang disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

"Di Padang Panjang ada dua orang dalam pemantauan (ODP) yang sudah memanfaatkan tempat karantina yaitu asrama BLK, kemudian ada satu pasien dalam pengawasan (PDP) dari Pasaman ditempatkan di Asrama Bapelkes Dinas Kesehatan di Padang," kata Juru Bicara Penanganan COVID-19 Sumatera Barat Jasman di Padang, Senin.

Ia menjelaskan, sembilan fasilitas karantina yang disiapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk ODP dan PDP yang membutuhkan tempat untuk melakukan isolasi mandiri sudah dibuka sejak sepekan lalu.

Di fasilitas-fasilitas karantina pemerintah, ada petugas medis yang siaga membantu ODP dan PDP sampai mereka menjalani pemeriksaan laboratorium.

ODP dan PDP yang menurut hasil pemeriksaan tidak terinfeksi virus corona diperbolehkan pulang. Sedangkan mereka yang menurut hasil pemeriksaan terserang virus corona akan dipindahkan ke tempat karantina khusus untuk yang mengalami gejala ringan atau dirujuk ke rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.

Menurut Kepala Biro Administrasi Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat Syafrizal, fasilitas karantina pemerintah meliputi lima tempat untuk ODP dan empat untuk PDP.

Sembilan fasilitas karantina pemerintah yang disediakan di daerah Payakumbuh, Agam, Padang Panjang, Padang Pariaman, dan Padang bisa melayani sampai 465 orang.

ODP dan PDP bisa menggunakan fasilitas karantina itu berdasarkan dari petugas kesehatan atau pejabat setempat yang berwenang.

"Agar pelayanan bisa maksimal, kita upayakan satu tempat dipenuhkan dulu, baru menggunakan tempat yang lain. Kalau terpecah-pecah, konsentrasi petugas kesehatan juga tidak bisa difokuskan," kata Syafrizal.