Stok cabai merah di Babel 4,78 ton, cukup penuhi kebutuhan masyarakat

id cabai,pedagang cabai ,cabai merah,petani cabai

Stok cabai merah di Babel 4,78 ton, cukup penuhi kebutuhan masyarakat

Stok cabai cukup (ANTARA/Aprionis)

Pangkalpinang (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan stok cabai merah dan rawit di sejumlah gudang distributor mencapai 4,78 ton dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengalami penurunan karena dampak pendemi COVID-19.

"Saat ini para distributor dan pedagang sayur mayur mengeluh, karena permintaan konsumen yang menurun drastis," kata Kabid Perdagangan Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, Armaini di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia mengatakan sebanyak 4,78 ton stok cabai tersebut dengan rincian cabai merah besar sebanyak 2,75 ton tersebar di gudang H Awi 2 ton, Suhadi 0,25 ton, Dayat 0,30 ton dan Hamid 0,20 ton.

Sementara itu, stok cabai rawit sebanyak 2,3 ton tersebar di gudang H Awi dua ton, Suhadi 0,3 ton, Dayat 0,5 ton dan Hamid sebanyak 0,3 ton cabai kecil.

"Kita sering menerima keluhan pedagang, bahwa mereka kesulitan untuk menghabiskan stok yang cukup banyak, karena pengunjung pasar sepi seiring adanya imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah agar terhindar dari virus corona," ujarnya.

Menurut dia saat ini harga cabai merah besar biasa masih bertahan normal Rp22.000 per kilogram, cabai kriting Rp33 .000 per kilogram.

Sementara itu, harga cabai rawit merah turun menjadi Rp24.000 dari Rp25.000 per kilogram dan cabai rawit hijau turun menjadi Rp38.000 dari Rp40.000 per kilogram.

"Penurunan harga cabai ini cukup membantu ekonomi masyarakat di tengah menghadapi pendemi virus corona ini, apalagi akan memasuki bulan suci Ramadhan pada akhir bulan ini," katanya.

Ia memperkirakan permintaan cabai menjelang puasa Ramadhan tidak akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya, karena kondisi ekonomi masyarakat melemah karena dampak COVID-19.

"Kita berharap para pelaku usaha untuk terus meningkatkan pasokan, meskipun kondisi ekonomi masyarakat yang melesu akibat COVID-19," katanya.