Penumpang Bandara AP II turun 4,84 persen dampak COVID-19

id Angkasa Pura II,corona,Covid-19

Penumpang Bandara AP II turun 4,84 persen dampak  COVID-19

Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) dan Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti (kanan) di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Minggu (26/1/2020). ANTARA/Aji Cakti

Jakarta (ANTARA) - Jumlah pergerakan penumpang pesawat di rute domestik dan internasional di seluruh bandara PT Angkasa Pura II tercatat 20,79 juta penumpang atau mengalami penurunan sekitar 4,84 persen dibandingkan dengan Januari – Maret 2019 sebagai dampak dari COVID-19.

Di sisi lain, terjadi peningkatan pergerakan pesawat sebesar 3,44 persen menjadi 184.776 pergerakan dari sebelumnya 178.624 pergerakan.

Adapun pada Kuartal I/2019 PT Angkasa Pura II mengelola 16 bandara, dan pada Kuartal I/2020 perseroan mengelola 19 bandara.Tiga tambahan bandara baru adalah Radin Inten II (Lampung), HAS Hanandjoeddin (Belitung) dan Fatmawati Soekarno (Bengkulu), kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan sebetulnya penerbangan nasional mulai bergairah pada awal tahun ini selepas isu tiket mahal pada tahun lalu.

“Pada dua bulan pertama tahun ini, sebetulnya penerbangan sudah kembali bergairah. Secara year-on-year, pada Januari 2020 jumlah penumpang naik 3,18 persen lalu Februari 2020 naik 3,71 persen. Tetapi pada pada Maret 2020 mengalami penurunan 21,27 persen karena memang masyarakat merespons cukup baik anjuran pemerintah untuk tidak bepergian ke luar kota atau ke luar negeri dan memilih stay at home dan work from home guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19,” kata Awaluddin.

Dampak COVID-19 memang sudah dirasakan sejak awal tahun, namun hanya pada penerbangan internasional. Bandara-bandara PT Angkasa Pura II sendiri sebesar 70 persen melayani penerbangan domestik.

“Pada Kuartal I/2020 penurunan penumpang belum terlalu dalam, bahkan pergerakan pesawat justru meningkat karena maskapai menambah kapasitas untuk mengantisipasi peningkatan permintaan di rute domestik,” jelas Awaluddin.

Di Soekarno-Hatta (Tangerang), yang merupakan bandara tersibuk di Indonesia, jumlah pergerakan penumpang sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sebanyak 12,09 juta penumpang atau turun 5,11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu pergerakan pesawat turun tipis 0,26 persen atau menjadi 93.599 pergerakan dari sebelumnya 93.847 pergerakan.

Di Kualanamu (Deli Serdang) sebagai bandara tersibuk kedua yang dikelola PT Angkasa Pura II, jumlah penumpang pesawat Januari – Maret 2020 sebanyak 1,87 juta penumpang atau turun 7,71 persen secara year-on-year. Pergerakan pesawat di Kualanamu justru mengalami peningkatan 3,68 persen dari sebelumnya 15.657 pergerakan menjadi 16.223 pergerakan.

“Kendati jumlah pergerakan penumpang mulai menurun pada Maret 2020 sebagai dampak dari pandemi COVID-19, seluruh bandara PT Angkasa Pura II tetap beroperasi normal dengan selalu mengutamakan aspek keamanan, keselamatan, pelayanan serta mematuhi peraturan yang ada," ujarnya.

Di samping itu, PT Angkasa Pura II juga mengimplementasikan berbagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 sesuai dengan instruksi regulator serta sejumlah inovasi perseroan.

Berbagai upaya pencegahan COVID-19 dan kebijakan terbaru terkait dengan perjalanan serta jadwal penerbangan terkini dapat dilihat dari berbagai media yang dimiliki perseroan.

“Sosialisasi mengenai jadwal penerbangan, informasi terkini, peraturan atau kebijakan terbaru terkait COVID-19 kami lakukan lewat berbagai platform seperti website, aplikasi INAirport, media sosial, dan juga melalui layanan contact center Airport 138,” jelas Muhammad Awaluddin.

PT Angkasa Pura II saat ini mengelola 19 bandara yaitu Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Kualanamu (Deli Serdang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Halim Perdanakusuma (Jakarta).

Lalu, Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Supadio (Pontianak), Banyuwangi, Radin Inten II (Lampung), Husein Sastranegara (Bandung), Depati Amir (Pangkalpinang), Sultan Thaha (Jambi), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Tjilik Riwut (Palangkaraya) dan Kertajati (Majalengka), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Sultan Iskandar Muda (Aceh) dan Minangkabau (Padang).