Palembang (ANTARA) - Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan meminta pemerintah daerah dan pihak terkait serius menangani konflik agraria yang terjadi antara masyarakat/petani dengan pihak perusahaan.
"Sengketa agraria antara masyarakat dan perusahaan perkebunan di wilayah Sumsel yang hingga kini belum diselesaikan berpotensi menimbulkan konflik seperti yang terjadi di Kabupaten Lahat pada 21 Maret 2020 dengan mengakibatkan dua petani meninggal dunia," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M Hairul Sobri di Palembang, Senin.
Jika konflik agraria dibiarkan tanpa penanganan yang serius, peristiwa bentrokan antara petani dengan pihak PT Artha Prigel di Kabupaten Lahat itu akan terjadi lagi bahkan meluas ke daerah lain yang memiliki persoalan serupa.
Sebelumnya beberapa tahun lalu juga terjadi konflik antara warga Ogan Ilir dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII dan aparat keamanan yang menimbulkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka di pihak warga.
Dia menjelaskan, sekarang ini masih terdapat cukup banyak sengketa agraria di beberapa kabupaten di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu, kondisi ini perlu mendapat perhatian pemerintah daerah, pusat, serta semua pihak terkait.
Warga yang merasa lahannya diambil atau diserobot pihak perusahaan perkebunan milik negara maupun swasta terus berupaya melakukan gerakan perlawanan untuk mendapatkan kembali lahan mereka, dan gerakan perlawanan itu sewaktu-waktu bisa terjadi serta menimbulkan konflik.
Untuk memperjuangkan lahan yang bersengketa, warga menunggu momen yang tepat untuk menyiapkan sejumlah aksi unjuk rasa baik di kawasan perkebunan dan di sejumlah tempat lain seperti kantor pemda, dan gedung DPRD.
Hal itu dikhawatirkan kembali terjadi konflik antar pihak bersengketa yang dapat menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa atau luka-luka.
Guna mencegah terjadi konflik tersebut, diharapkan kepada pemerintah daerah dan pusat, serta pihak terkait untuk melakukan berbagai upaya yang bisa menyelesaikan sengketa agraria yang berkepanjangan itu dengan tuntas tanpa ada satupun pihak yang merasa dirugikan, ujar Direktur Walhi Sumsel.*
Berita Terkait
Kloter pertama haji Embarkasi Palembang berangkat 12 Mei 2024
Jumat, 19 April 2024 23:05 Wib
Pj Gubernur Sumsel ingatkan orang tua untuk didik anak secara optimal
Jumat, 19 April 2024 22:55 Wib
Balai Karantina Sumsel tinjau desa penghasil vanili berkualitas ekspor
Jumat, 19 April 2024 22:20 Wib
Kejati Sumsel lakukan proses tahap ll kasus korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 19 April 2024 22:10 Wib
Selama Operasi Ketupat Musi 2024 angka kematian akibat kecelakaan turun 65 persen
Jumat, 19 April 2024 21:50 Wib
BPBD kirim bantuan air bersih untuk korban banjir bandang Muratara
Jumat, 19 April 2024 21:36 Wib
Kapolres sebut arus balik Lebaran di OKU Sumsel lancar
Jumat, 19 April 2024 17:54 Wib
Fernando Alonso isyaratkan pensiun setelah akhiri kontrak dengan Aston Martin
Jumat, 19 April 2024 16:47 Wib