Jembatan gantung di Lebak hanyut

id lebak

Jembatan gantung di Lebak hanyut

Jembatan permanen yang menghubungkan antarkecamatan di Kabupaten Lebak rusak berat akibat diterjang banjir dan longsor awal tahun 2020. ANTARA/ Mansyur

Lebak (ANTARA) - Jembatan gantung di Desa Muhara Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak kembali hanyut setelah Sungai Ciberang meluap akibat curah hujan tinggi sepanjang Sabtu (21/3).

"Kami terpaksa melintasi menggunakan rakit karena jembatan gantung yang menghubungkan antardesa hanyut," kata Rono. warga Muhara Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak saat dihubungi, Senin.

Masyarakat di daerah ini sangat mendambakan jembatan gantung tersebut kembali dibangun, karena padat dilintasi warga antardesa itu.

Selain itu juga terputusnya jembatan gantung secara langsung berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat setempat.

Pembangunan jembatan gantung yang dibangun para relawan itu hanya bertahan sebulan akibat meluapnya Sungai Ciberang.

"Kami berharap jembatan gantung itu kembali dibangun dengan permanen sehingga tahan luapan sungai," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, terputusnya jembatan gantung itu kini warga kesulitan untuk memasarkan hasil pertanian karena tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua.

Padahal, kata dia, jembatan itu sangat vital untuk menghubungkan ke luar daerah.

"Kami mendambakan jembatan itu dibangun kembali dan bisa dilintasi sepeda motor," katanya.

Begitu juga Marjuk, seorang tokoh masyarakat mengatakan akibat jembatan gantung hanyut dan terputus maka arus lalu lintas dilakukan menggunakan rakit dan perahu.

Penggunaan rakit tentu rawan kecelakaan, sehingga perlu segera dilakukan pembangunan jembatan gantung di Desa Muhara Kecamatan Lebak Gedong yang terdampak banjir bandang dan longsor awal tahun 2020.

Sebetulnya, kata dia, masyarakat dan relawan sudah dua kali membangun jembatan gantung itu dengan kondisi darurat pasca- bencana banjir bandang dan longsor, namun jembatan darurat tersebut kembali hanyut diterjang banjir.

Jembatan gantung yang berlokasi di Kampung Muhara dengan menghubungkan antardesa menjadikan penyeberangan vital.

Sebab, warga di daerah itu tidak memiliki akses jalan, karena lokasinya perbukitan dan pegunungan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

"Kami minta jembatan itu dibangun semi permanen dan bisa dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat," ujarnya menjelaskan.

Sementara itu, Camat Lebak Gedong Wahyudin mengatakan bahwa jembatan di Kampung Muhara sudah dilakukan masyarakat secara gotong royong dengan melibatkan relawan pasca-banjir bandang dan longsor.

Namun, kondisi jembatan itu dilanda hujan lebat sehingga kembali hanyut diterjang banjir.

"Kami sudah melaporkan jembatan itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk ditindaklanjuti pemerintah daerah," katanya.