Suriah konfirmasi kasus pertama COVID-19

id kasus pertama ,virus corona,suriah

Suriah konfirmasi kasus pertama COVID-19

Seorang pekerja menyemprotkan cairan disinfektan sebagai upaya mencegah penyebaran virus COVID-19, di Damaskus, Suriah, Rabu (18/3/2020). ANTARA/REUTERS/OMAR SANADIKI/TM

Amman (ANTARA) - Suriah mengonfirmasi kasus pertama virus corona, yaitu seorang perempuan yang datang dari luar negeri.

Menteri Kesehatan Nizar al-Yaziji mengatakan kepada media pemerintah "langkah-langkah yang diperlukan" telah diambil terhadap wanita berusia 20 tahun itu.

Pemerintah akan melakukan pemeriksaan kesehatan dan karantina selama 14 hari terhadap wanita tersebut.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi dalam beberapa minggu terakhir tentang kasus virus corona di Suriah, yang sistem kesehatan, perumahan dan infrastrukturnya telah hancur oleh perang saudara selama sembilan tahun. Namun, pihak berwenang membantah adanya wabah.



Damaskus mengumumkan transportasi umum dilarang beroperasi sebagai upaya peningkatan pembatasan yang diberlakuan dalam beberapa hari terakhir, termasuk penutupan sekolah, taman, restoran dan berbagai lembaga publik, serta membatalkan wajib militer.

Para petugas medis mengatakan negara itu juga rentan dengan keberadaan ribuan milisi yang didukung Iran berperang bersama pasukan Presiden Bashar al Assad. 

Milisi dukungan Iran masih menyeberang ke Suriah dari perbatasan dengan Irak di Al Bukamal.



Iran, salah satu negara di luar China yang paling parah terkena dampak pandemi COVID-19, adalah sekutu utama Suriah di kawasan.

Mahan Air, maskapai penerbangan swasta yang berbasis di Teheran, Iran, masih memiliki penerbangan reguler dari Teheran ke Damaskus, menurut diplomat Barat, meskipun penerbangan Suriah lainnya telah ditangguhkan.

Petugas medis di wilayah barat laut yang dikuasai oposisi juga khawatir virus itu bisa menyebar dengan cepat di kamp-kamp yang ramai ditinggali puluhan ribu warga Suriah yang terlantar.

Sumber : Reuters