F1 pertimbangkan sejumlah opsi untuk selamatkan musim 2020

id formula1,formula one,olahraga terdampak corona

F1 pertimbangkan sejumlah opsi untuk selamatkan musim 2020

Gambaran umum jalur pit Sirkuit Melbourne Grand Prix setelah Grand Prix Australia ditunda (13/3/2020) Reuters/Loren Elliott

Jakarta (ANTARA) - Formula 1 mempertimbangkan sejumlah opsi untuk bisa menggelar musim balapan 2020 yang terdampak pandemi virus corona.

Musim balapan tahun ini sedianya dibuka di Melbourne pada 14 Maret lalu namun kemungkinan baru akan mulai paling cepat 7 Juni nanti di Azerbaijan.

Sebanyak 22 seri yang seharusnya digelar tahun ini bisa menjadi rekor terbanyak balapan dalam satu tahun, namun tujuh grand prix di awal telah ditangguhkan, termasuk Grand Prix Monako yang pada akhirnya mundur dari kalender 2020.



"Kami berada di wilayah yang belum terpetakan. Saya optimistis jika kami bisa menggelar 17-18 balapan atau lebih yang bagus," kata managing director F1 Ross Brawn kepada Skysport.

"Saya rasa kami bisa menyelipkannya. Tapi itu tergantung dari kapan musim ini bisa mulai."

Sesi jeda musim panas pun dimajukan dari Agustus ke Maret atau April selama 21 hari di mana tim harus menghentikan segala kegiatan terkait balapan dan pengembangan mobil mereka selama periode tersebut.

Kejuaraan tahun ini pun akan menjalani sprint selama 6 bulan dengan jadwal yang dipadatkan, ketimbang sembilan bulan seperti biasanya.

Untuk menyelamatkan kalender tahun ini, ada opsi untuk menggelar dua balapan pada akhir pekan yang sama.

"Ini memungkinkan," kata Brawn seperti dikutip AFP mengacu kepada Grand Prix Hungaria (2 Agustus) dan Belgia di Spa (30 Agustus) yang berjarak tiga pekan.



Satu hal lagi yang menjadi opsi adalah soal mempersingkat pekan balapan dari tiga menjadi dua hari.

F1 sebelumnya pernah bereksperimen dengan menggelar tiga balapan secara beruntun dalam tiga pekan pada 2018 namun hal itu kurang mendapat antusiasme dari tim yang mendapati staf mereka kelelahan.

"Saya rasa apa yang kami perlukan dari tim tahun ini adalah fleksibilitas, saya rasa mereka harus memberi kesempatan untuk melakukan hal ini," kata Brawn.

"Karena kita berada di situasi yang tidak seperti biasanya, kami harus memastikan musim berjalan yang akan memberikan peluang ekonomi yang bagus untuk tim."

Dengan musim yang lebih singkat, sebagai konsekuensinya, penyelenggara dan tim dihadapkan dengan pemasukan yang tak terlalu banyak.

"Biayanya tak terlalu rendah juga jika kalian menggelar 18 balapan ketimbang 22," kata kepala tim Alfa Romeo Frederic Vasseur.

"Juga, pemasukan kami akan berkurang, kami menjalani balapan yang lebih sedikit, kami akan dapat sedikit hak komersial."

Musim yang rumit bagi para tim karena mereka tak mendapat gambaran yang jelas kapan kompetisi bisa dimulai di tengah kondisi krisis kesehatan saat ini.

Hampir sebagian besar dari tim F1 bermarkas di Eropa, dua di antaranya, termasuk Ferrari, di Italia, negara yang paling terdampak wabah COVID-19 di kawasan benua biru itu.