Maskapai Singapura dan Malaysia tangguhkan sementara penerbangan ke Palembang

id Covid-19, corona, bandara palembang, bandara smb II, air asia, scoot airlines, penangguhan penerbangan, penerbangan inte

Maskapai Singapura dan Malaysia tangguhkan sementara penerbangan ke Palembang

Eksecutive General Manager Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Fahroji, Kamis (19/3) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Maskapai penerbangan asal Singapura dan Malaysia menangguhkan sementara penerbangan dari dan menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang seiring perkembangan wabah COVID-19.

Eksecutive General Manager Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Fahroji, di Palembang, Kamis, mengatakan penangguhan dari maskapai Air Asia (Malaysia) dan Scoot (Singapura) berlaku untuk waktu yang berbeda.

"Kami sudah terima surat resminya bahwa Air Asia tidak beroperasi selama 18-28 Maret, sedangkan Scoot tidak beroperasi selama 21 Maret - 18 April 2020," ujar Fahroji di Palembang.

Selaku operator bandara pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait kebijakan penangguhan tersebut, sebab penangguhan dilakukan demi proses bersama mencegah penularan wabah COVID-19 yang saat ini menjadi konsentrasi Pemerintah Malaysia, Singapura maupun Indonesia.

Pada kondisi normal Maskapai Air Asia melayani penerbangan setiap hari ke Kota Palembang dan Maskapai Scoot melayani penerbangan setiap Selasa, Kamis serta Sabtu, sehingga penanguhan keduanya meniadakan penerbangan internasional di Bandara SMB II.

Selain itu, trafik penumpang dua maskapai tersebut terpantau terus menunjukkan tren penurunan hampir 40 persen pada Januari dan Februari 2020.

"Pada Januari total penumpang Air Asia 12.998 penumpang dan Scoot 8.189 penumpang, namun saat ini Air Asia 7.038 penumpang dan Scoot 4.583 penumpang," jelas Fahroji.

Sementara terkait peningkatan pencegahan COVID-19 di Bandara SMB II, pihaknya telah menerapkan social distancing dengan mengatur jarak antrian satu meter perorang di setiap pintu pemeriksaan.

"Di ruang tunggu juga kami atur jarak duduknya, pada tiap kursi kami membuat tanda X yang artinya jangan diduduki, sehingga diharapkan tidak ada yang duduk rapat, semua harus berjarak," demikian Fahroji.