BI dorong percepatan transmisi penurunan suku bunga kredit

id bank indonesia, suku bunga kredit, suku bunga acuan, perry warjiyo

BI dorong percepatan transmisi penurunan suku bunga kredit

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto, memberikan keterangan pers mengenai langkah kebijakan untuk menjaga stabilitas moneter dan keuangan akibat dampak virus corona di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020). Bank Indonesia menyiapkan lima langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi diantaranya meningkatkan intensitas triple intervention agar nilai tukar rupiah bergerak sesuai fundamental dan mekanisme pasar, menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Valuta Asing Bank Umum Konvensional dan Syariah, dan memperluas jenis underlying transaksi bagi investor asing. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ama. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mendorong percepatan transmisi penurunan suku bunga kredit perbankan setelah bank sentral itu menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi video di Jakarta, Kamis, mengatakan bank sentral bekerja sama dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan penawaran perbankan dan permintaan kredit tetap terjaga di tengah penyebaran virus corona.
 

“Kami koordinasi dengan Kementerian Keuangan bagaimana stimulus ekonomi dan fiskal itu dilakukan bersama agar permintaan pembiayaan itu meningkat,” katanya.

Menurut dia, transmisi penurunan suku bunga acuan terhadap suku bunga pasar uang sudah berjalan baik.

Sedangkan, pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan kredit masih dinilai kurang.

Meski begitu, kata dia, kredit perbankan dipengaruhi oleh dua aspek yakni penawaran kredit oleh perbankan dan permintaan kredit oleh dunia usaha dan rumah tangga.

Bank sentral mendorong penawaran dari perbankan bisa lebih tinggi melalui kebijakan yang diambil BI di antaranya melonggarkan kebijakan makro prudensial dan berkoordinasi dengan OJK untuk mengurangi sejumlah kendala di perbankan.
 

BI sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan di antaranya penurunan giro wajib minimum (GWM) valas sebesar empat persen atau setara dengan 3,2 miliar dolar AS.

Bank sentral juga memperluas kebijakan insentif pelonggaran GWM harian dalam rupiah sebesar 50 basis poin yang semula untuk bank yang memberikan pembiayaan bagi kegiatan ekspor impor ditambah bank memberikan pembiayaan kepada pelaku UMKM yang berlaku 1 April 2020.

Dengan kebijakan itu, diharapkan perbankan memiliki ruang untuk memberikan pembiayaan kepada dunia usaha.
 

Sedangkan OJK, kata dia, juga mengeluarkan ketentuan yang merelaksasi cara menghitung kredit bermasalah atau NPL bagi debitur terdampak virus corona dari tiga pilar menjadi satu pilar yakni ketepatan pembayaran pokok atau bunga.

Sementara itu, pemerintah juga menggelontorkan kebijakan berupa stimulus fiskal dan nonfiskal dengan total belanja untuk stimulus jilid satu dan dua mencapai sekitar Rp160 triliun.

“Jangka ke depan bagaimana memperkuat daya tahan ekonomi agar bisa terus menjaga aktivitas perekonomian dan momentum pertumbuhan. Ini yang terus kami lakukan,” katanya.