Ekspor Sumsel ke China anjlok 28,59 persen

id ekspor,bps,impor,china,corona

Ekspor Sumsel ke China anjlok 28,59 persen

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Triwahyuningsih (tengah). (ANTARA/Dolly Rosana/20)

Palembang (ANTARA) - Ekspor Provinsi Sumatera Selatan ke China mengalami penurunan signifikan pada Februari 2020 sebesar 28,59 persen akibat merebaknya virus corona hampir di seluruh negara jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Triwahyuningsih di Palembang, Senin, akibatnya ekspor Sumatera Selatan secara keseluruhan juga anjlok karena China menjadi negara tujuan utama untuk perdagangan luar negeri.

Ekspor Sumsel ke China turun 28,59 persen, yakni senilai 76,50 juta dolar AS dari semula 105,09 juta dolar AS pada Januari 2020.

Penurunan nilai ekspor juga tertuju pada negara Korea Selatan yang sebesar 13,95 persen dari semula 23,53 juta dolar AS menjadi 9,59 juta dolar AS. Ekspor ke India juga tercatat turun 13,34 persen dari 31 juta dolar AS menjadi 17,67 juta dolar AS.

Ia mengatakan penurunan ekspor ke negara tujuan utama itu telah memengaruhi kinerja ekspor Sumsel pada Februari 2020 yang turun 16,31 persen.

“Ada beberapa komoditas andalan Sumsel yang ekspor utamanya ke China, seperti pulp, kertas tisu. Sementara India menjadi tujuan ekspor batu bara Sumsel,” kata dia.

Endang mengatakan bubur kayu/pulp menempati posisi dua teratas dalam penyumbang ekspor nonmigas Sumsel dengan share sebesar 30,77 persen. Ekspor komoditas itu senilai 61,46 juta dolar AS atau merosot 39,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai 100,85 juta dolar AS.

Sementara untuk ekspor batu bara, yang menduduki peringkat ketiga dalam komoditas andalan Sumsel, tercatat senilai 61,23 persen atau turun tipis 6,56 persen.

Kinerja ekspor hasil kelautan dan perikanan Sumatera Selatan juga mulai anjlok karena dampak pelemahan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara akibat merebaknya virus corona.

Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Palembang Sugeng Prayogo di Palembang, Jumat, mengatakan, salah satu produk yang ekspornya merosot drastis adalah udang belalang, yakni hingga 90 persen pada periode Januari-Februari 2020 (year on year).

Ia mengatakan udang belalang hasil tangkapan nelayan Sumsel selama ini dikirim ke Jakarta untuk selanjutnya diekspor ke berbagai negara seperti Tiongkok, Malaysia dan Singapura.

Namun, sejak merebaknya virus corona, pemesanan udang belalang ke negeri Tirai Bambu tersebut mengalami penurunan drastis. “Pemesanan udang belalang ini sudah mengalami penurunan saat virus corona merebak,” ujar dia.

Ia memaparkan pemesanan udang belalang pada Januari 2019 mencapai 363.020 ekor. Sementara di Februari 2019, jumlahnya meningkat menjadi 365.380 ekor.

Kemudian, jumlah tersebut menurun signifikan pada Januari 2020 yang hanya 215.300 ekor. Volume ekspor semakin anjlok pada Februari 2020 menjadi 39.100 ekor. "Dari data yang kami miliki, transaksinya memang turun sangat drastis," kata dia.