Atlet selancar Indonesia terkendala visa El Savador

id Olimpiade 2020,Kemenlu,Surfing,Selancar Indonesia

Atlet selancar Indonesia terkendala visa El Savador

Peselancar memperlihatkan kebolehannya saat beraksi di atas ombak pada Aceh Surfing Championship 2019 di kawasan pantai Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Minggu (24/11/2019). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp. (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)

Jakarta (ANTARA) - Peselancar Indonesia masih terkendala proses pembuatan visa El Savador, padahal mereka bakal mengikuti kejuaraan ISA World Surfing Games 2020 pada 9-17 Mei demi mengincar tiket terakhir menuju Olimpiade 2020.

"Kendalanya adalah kita tidak memiliki kedutaan besar maupun konjen (konsulat jenderal) El Savador di Indonesia," kata Ketua Umum Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Arya Sena Subiakto di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa.

Arya mengatakan pihaknya kini masih berupaya meminta bantuan dengan menghubungi Duta Besar RI di Ekuador dan mantan Duta Besar RI di Fiji untuk mempermudah proses pembuatan visa El Savador.

Indonesia memang tidak menjalin kerja sama bilateral dengan El Savador. Dengan demikian, WNI yang ingin pergi ke sana harus mencari cara untuk bisa membuat visa.

"Khusus Indonesia, Australia, dan New Zealand harus ambil visa El Savador di konsulat mereka Melbourne," ujar Arya.

"Tapi problem-nya kalau kita harus ke sana (Melbourne), ini waktu sudah mepet. Kalau ke Australia harus apply visa dulu dan itu lama. Semoga kita bisa tidak perlu kesana, cukup dikirim berkasnya saja," katanya melanjutkan.

Maka ia berharap bantuan Kementerian Luar Negeri RI agar proses pembuatan visanya lebih lancar.

PSOI berencana akan mengirimkan enam peselancar terbaiknya ke salah satu babak kualifikasi Olimpiade di El Savador.

Enam atlet yang akan dikirimkan tersebut terdiri dari tiga putra dan tiga putri. Mereka adalah Rio Waida, Oney Anwar, Ketut Agus, Kailani Kusuma Johnson, Tania Angel Izquierdo, dan Dhea Natasha.