Pemkab Banyuasin luncurkan sistem elektronik tata ruang wilayah

id BETUAH banyuasin, sistem elektornik tata ruang, pemkab banyuasin, tn sembilang,Zsl, zsl banyuasin, prof damayanti, askol

Pemkab Banyuasin luncurkan  sistem elektronik tata ruang wilayah

Bupati Banyuasin, Askolani saat melihat peta elektronik tata ruang yang disusun NGO ZSL, Jumat (5/3) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumsel meluncurkan 'Banyuasin Elektronik Tata Ruang Wilayah' atau BETUAH untuk meningkatkan fungsi perencanaan pengendalian dan pemanfaatan ruang.

Bupati Banyuasin, Askolani, Jumat, mengatakan BETUAH dibangun oleh Zoological Society of London (ZSL) bersama Pemerintah Kabupaten Banyuasin sejak 2017 untuk akselerasi akses dan penyampaian informasi serta komunikasi di bidang penataan ruang.

"BETUAH merupakan bentuk nyata upaya mensistematiskan proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Banyuasin, sistem ini digunakan untuk seluas-luasnya mendukung proses penataan ruang agar semakin berkualitas," ujar Askolani saat peluncuran BETUAH di Kota Pangkalan Balai, Banyuasin.

BETUAH bertujuan meningkatkan kapasitas layanan masyarakat secara cepat dan transparan menuju penataan ruang yang berkepastian hukum serta modern.
Hal itu selaras dengan visi  Banyuasin dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dan sumber daya ekonomi.

Peluncuran BETUAH tersebut juga menandakan akhir konsorsium antara  Banyuasin dan ZSL dalam proyek Kemitraan Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan Sembilang - Dangku (Kelola Sendang) sejak 2017.

Project Director proyek Kelola Sendang, Prof Damayanti Buchori, mengapresiasi Banyuasin selama hampir empat tahun membantu realisasi proyek Kelola Sendang di bawah Pokja Pembangunan Hijau dan Area Model.

"Kami berharap master plan yang telah disusun menjadi landasan yang strategis dan tepat sasaran mewujudkan pembangunan hijau di Sumsel khususnya Kabupaten Banyuasin," jelas Prof. Damayanti.

Menurut dia sejak pembentukan Pokja Pembangunan Hijau dan Area Model pada 2018, Kelola Sendang melakukan proses pengarusutamaan pendekatan lanskap, penyusunan dokumen Renstra OPD, dokumen KLHS dan dokumen RAD SDGs Kabupaten Banyuasin.
Bupati Banyuasin, Askolani dan Project Director proyek Kelola Sendang, Prof Damayanti Buchori memegang plakat tanda selesainya konsorsium Kelola Sendang, Jumat (5/3) (ANTARA/Aziz Munajar/20)


Pokja Pembangunan Hijau mendukung penyusunan dan implementasi master plan yang menyasar tiga area model kemitraan, yakni kawasan penyangga Taman Nasional Sembilang, Kecamatan Banyuasin II dan Kecamatan Karang Agung Ilir.

"Landasan utama Pokja Pembangunan Hijau adalah kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan dari sisi ekonomi, sosial serta kualitas lingkungan hidup," jelasnya.

Kegiatan kemitraan yang dikembangkan pada tiga area tersebut seperti rehabilitasi ekosistem mangrove, pembentukan koperasi di Dusun Sembilang, pengelolaan sampah, pemanenan air hujan, pengembangan kopra putih, agroekologi, pengembangan kawasan eko-eduwisata
serta pengembangan rumah budaya.

Dari kegiatan-kegiatan selama konsorsium tersebut Kelola Sendang dapat membangun sistem akselerasi akses dan penyampaian informasi terpadu hingga menjadi BETUAH.

"Pengelolaan lanskap amatlah penting mengingat adanya interaksi antara fungsi-fungsi yang berbeda berpengaruh terhadap keberlanjutan sumber daya dan dukungan lingkungan secara umum," kata Prof. Damayanti.

Ia berharap pendekatan lanskap yang telah diarusutamakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Banyuasin dapat terus berlanjut, sehingga tetap menyelaraskan seluruh kepentingan serta kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian alam dan lingkungan.