BMKG prakirakan siklus musim kemarau di Sumsel kembali normal

id Musim hujan, munson Cina, munaon, bmkg sumsel, karhutla, Puncak musim hujan, banjir,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang,

BMKG prakirakan siklus musim  kemarau di Sumsel kembali  normal

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, Kamis (5/3) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan siklus musim kemarau dan hujan pada 2020 di Wilayah Sumatera Selatan kembali normal sesuai data 30 tahun terakhir.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo, Kamis, mengatakan prediksi tersebut berdasarkan hasil rapat BMKG pusat terkait prakiraan musim.

"Perkiraannya musim kemarau tahun ini di Sumsel masuk pada Mei dasarian III hingga Juni dasarian II atau kembali normal, tidak mundur ataupun maju," ujar Nandang kepada Antara.

Baca juga: Pemkot Palembang undang investor garap wisata Pulau Kemaro

Menurut dia normalnya siklus musim kemarau akan berdampak positif yakni menormalkan awal masuk musim hujan pada Oktober dasarian I 2020, normalnya siklus musim memberi keuntungan bagi Sumsel khususnya terkait karhutla.

Sebelumnya pada 2019 musim kemarau mundur cukup lama hingga dasarian III Juni sehingga musim hujan juga mundur sampai November dasarian III, akibatnya kekeringan terjadi lebih panjang dan memicu bencana kebakaran hutan serta lahan.

Kondisi yang sama terjadi pada 2015 saat musim kemarau dan hujan juga mundur hingga III dasarian dari kondisi normal, dampaknya terjadi kebakaran hutan dan lahan esktrem yang ikut dipicu fenomena el nino.

Baca juga: Masyarakat Mesuji keluhkan polusi asap dari truk barang

"Tetapi prakiraan normal ini bisa patah jika terjadi anomali dinamika atmosfer yang dipengaruhi aktifitas badai di belahan bumi bagian utara," jelas Nandang.

Sebab badai di utara mempengaruhi badai di Laut Cina Selatan dan badai di Samudera Hindia, sementara kedua badai tersebut yang menentukan awal masuk musim hujan dan kemarau di Sumsel.

Seperti kondisi saat ini, lanjut Nandang, Angin Munson China yang membawa banyak uap air berhembus dari utara menuju selatan dan membuat wilayah Sumsel sedang berada pada puncak musim hujan.

"Nanti akhir April gantian Angin Munson Australia yang kondisinya kering berhembus dari selatan ke utara, dampaknya pertumbuhan awan hujan di Sumsel akan berkurang lalu masuklah musim kemarau akhir Mei," kata Nandang.

Baca juga: 30 persen taman Kota Palembang rusak
Baca juga: Petani sawi gagal panen karena kemarau