Sumatera Selatan alokasikan Rp300 juta dana bantuan bencana

id bencana,banjir,longsor,bnpb,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palembang hari ini

Sumatera Selatan alokasikan Rp300 juta dana  bantuan bencana

Sejumlah anak sekolah menggunakan tali untuk melewati banjir di desa pantai bakti Muara gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/2/2020). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/ama

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalokasikan anggaran Rp300 juta untuk bantuan bencana pada 2020, terutama untuk pemulihan kondisi para korban.

Plt Kepala Dinas Sosial Sumsel, Mirwansyah di Palembang, Kamis, mengatakan alokasi dana bantuan tersebut merupakan respon pemerintah terhadap berbagai bencana yang terjadi di Sumsel seperti longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhulta) dan puting beliung.

“Dana bantuan khusus ini berbeda dengan dana bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos). Biasanya, untuk penanganan korban bencana Kemensos juga ikut menggelontorkan bantuan, seperti paket pakaian, alat tidur dan perlengkapan lainnya. Kami biasanya mendistribusikannya saja,” jelas dia.

Mirwansyah menerangkan selain itu, Pemprov juga menyiapkan bantuan pangan berupa beras bencana. Beras tersebut tersedia di gudang Bulog dan bisa dikeluarkan ketika gubernur mengeluarkan status tanggap darurat bencana.

"Nantinya beras akan didistribusikan kepada korban selama menjalani masa pemulihan," ujar dia.

Ia mengatakan pemprov telah mengaktifkan Markas Komando Tagana untuk mengetahui secara detail kondisi bencana di Sumsel. Dalam penanganan bencana, Dinas Sosial mengandalkan pasukan Tagana sebanyak 1.100 anggota yang tersebar di seluruh wilayah di Sumsel.

"Situasinya terus dipantau. Misalkan hujan deras di suatu wilayah, dilaporkan ke Mako Tagana. Sehingga kami bisa melakukan berbagai upaya antisipasi," tambah dia.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ansori mengatakan sepanjang 2019, telah terjadi sebanyak 38 bencana banjir/banjir bandang. Selain itu, kejadian longsor terjadi sebanyak 13 kali.

Kejadian banjir tersebut merendam sebanyak 1675,5 hektare sawah, 10.434 unit rumah, 35 unit sekolah serta 8 unit fasilitas umum lainnya seperti kantor KUA, Puskesmas Pembantu, musholla, polindes, pasar dan kantor camat.

“Fasilitas itu untuk bencana banjir, longsor saja dan belum termasuk kebakaran dan lainnya. Antisipasi terhadap kejadian bencana ini diperlukan sehingga pemulihan kepada korban bisa lebih cepat,” jelas dia.